headlines this morning

She gave it a little more pressure to the handle she was holding. Her head arch back, eyes lidded like she was actually getting any pleasure in what she did. Her lips a jar, producing sounds no one actually heard. She hissed a little bit more, and again, she deepened the pressure. Her legs trembling, she saw white, and the next thing she know, her legs were buckled against those cold tile of her bathroom.

“Clink”

She dropped it as she slump down, her eyes were completely closed. She smiled in satisfaction, she knew it will end everything she was despised. She was beyond satisfied. Her lips made a lopsided grin which only grew wider that she ended up laugh. Her eyes getting heavier and her breath ragged. But then again she still smiled, this is what she ever wanted.

I’m doing us a favor” she thought.

She felt unbelievably tired and eventually she closed her lidded eyes completely. And no one knows except herself that she will never open them anymore.

The next morning all news paper headlined the same words, “Rest In Peace Jang Si Yeon, Found Dead in Her Bathroom” (with smile pasted on her lips, and bloody knife in her side)


will make this as series, still dunno where this will heading tho..
just feel kinda write something..uh.. dark?
anyway, this fic will only use made ups characters.. hhmmm..

happy reading! Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dearest reader

HIYA THERE!!!

thx for still visiting this not-so-good blog till now.

i can see you everytime you visiting this blog you know.. kkkkk.

btw, i'm here not for updating any of my fic. but simply for saying goodbye, rrr.. wait. no, not a good bye. but a "see you in a couple of months".

Selama 2 bulan kedepan, author labil ini akan melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa Indonesia yang taat membayar kuliah, KKN. Kuliah Kerja Ngapusi Nyata. Di suatu wilayah agak terpencil di Jogja. dan.. hmmm.. mungkin akan tidak online sesering sekarang ini. Meskipun bisa online, belum tentu juga bisa update apapun. Maklum, KKN menguras tenaga, pikiran, dan.. uang. *berharap KKN juga menguras lemak, lumayan sambil ngurusin badan*

anywaaaayyyy.. so this is the "see you 2 montsh later".

auld lang syne.

see yaaaaaa awesome readers!!!!!!!!!!

love y'all!!

<3 style="text-align: right;">Love,

curlylooks
Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Goodbye..

He steps closer.

He touches my hands ever so slowly.

He gazes square to my eyes.

He’s eyes soften and glistens with.. tears.

“I’m sorry..” he says.

Teaser

No.

I don’t wanna hear this.

I know where this conversation will heading.

Unknowingly, a drop of tear rolls down.

“No..” I say.

But he just shakes his head.

He lifts his hands and wipes my tears with his thumbs.

“Don’t cry.. please.. this is the best for us..” he says again.

The best? If this is the best for us, I would gladly prefer the worst.

“No.. we can make it.. we can make it.. please..” I beg and the tears wont stop anytime soon.

“I’m sorry..” he says again.

Our foreheads meet , our noses touch.

And his lips claim mine.

He kisses me slowly.

I can feel the urge in his kiss. I can feel the sadness in his kiss, I can feel the need in his kiss. I can feel the saltiness of our tears. I can feel his regrets of our last kiss.

He breaks the kiss and looks to my eyes.

“I’m sorry. I love you. Please remember that.” After saying that he kisses my forehead, longer that I thought.

I still can feel his touch on my hands and his lips on mine when I heard the sirens.

I see police cars rushing to get him.

And I pray he never get caught, even if that meant we will never meet again, that’s better than seeing him suffer from something he never did, or worst seeing him dying in jail.

He’s right. This is the best for us to break up.

“Annyong Jiyong, be safe…”

==============================================
randomness!!! hahahaahaha. this ficlet just crossed my mind when i was waiting for my bro.
any way..

enjoy!!!

Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

hallowww awesome readers!!!

Maap kaaaaaaannn..
lama sekali tidak update, bahkan filler berupa oneshot pun tidak.

well, classic reason. COLLEGE LIFE. it killed me thousands times. harharhar.
anyway, I need a favor from u guys!

bisakah klik ini??

untuk bantu tugas kuliah sayaaaahh..
tenang, ada imbalannya kok.. yang ngisi punya kesempatan dapat paper craft dengan tokoh kesukaannya..

contoh papercraft, credit to GoNut's papercraft.




jadi, ayooooo!! pada isi yaaaahhh. makasiiiii.. Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

One Night Stand, Chapter 02

“Perempuan macam apa kau Park Shinbi?” ujar Shinbi pada pantulan bayangannya di cermin kamar mandi.

“Kau baru saja putus dengan kekasihmu dan pagi ini, kau sudah tak perawan, dengan pria yang sama sekali tak kau kenal..” ujarnya lagi, kali ini sambil bergidik tak percaya. Perlahan matanya menelusuri tubuhnya sendiri, dari leher hingga dadanya.

“Fuck!!!” umpatnya mendapati beberapa noda merah menghias kulit putihnya. Dengan segera ia melangkah masuk bath-up dan menyalakan keran shower, lalu dengan kasar mengusap-usap noda-noda merah itu dari tubuhnya, berharap noda tersebut dapat hilang secara ajaib, sudah dapat ditebak, usahanya gagal.

20 menit kemudian Shinbi keluar dari kamar mandinya berbalutkan kimono mandi dan handuk besar melingkar dikepalanya, ia memandang kamarnya, lalu memunguti pakaiannya yang semalam ia lempar secara sembarangan.

“Aku masih belum percaya” gumamnya lemah sambil duduk di pinggir ranjangnya, ia mengangkat celana dalamnya hingga satu level dengan pandangan matanya.

“Liar sekali ya semalam? Hingga celana dalam saja sampai sobek..” Shinbi menghembuskan nafas, “Tapi kenapa aku tak merasakan apapun semalam?” paling tidak harusnya aku juga merasakan kenikmatan “Ah! Apa yang aku pikirkan!!” katanya buru-buru sambil menggelengkan kepalanya, “Jangan-jangan aku ketularan mesum, gara-gara monster itu! Kwon Jiyong bangsat, mulai sekarang aku musuhmu! Dan kau musuhku!!!”

Dengan semangat membara Shinbi melucuti seprai dan sarung bantalnya, lalu membawanya ke luar kamarnya menuju pintu apartment, membukanya lalu membuang benda-benda itu keluar, termasuk bra dan celana dalamnya.

“Hilang semua bekas monster itu!” ujarnya seakan bangga dengan dirinya sendiri, namun kemudian ia menyadari sesuatu, pakaian dalamnya. Buru-buru ia keluar dan memungut bra dan celana dalamnya yang sudah sobek.

“Shinbi ssi?” seseorang memangilnya, Shinbi mendongak, “Ternyata benar kau! Kau tinggal disini?”


“Seung..ho.. ssi. Uh.. annyong?” sapanya gugup, buru-buru ia sembunyikan ‘benda keramat’ yang baru saja ia pungut.

“Baru selesai mandi? Mungkin ada baiknya kau ganti pakaian dulu baru keluar apartment..” Yang SeungHo adalah partner kerjanya, dia tipe pria yang langsung mengutarakan apa yang ia pikirkan, dan kadang hal itu membuat orang lain merasa tidak nyaman, sama seperti apa yang Shinbi rasakan.

“Ehe.. Anda benar, permisi saya mau ganti baju..” meskipun canggung, hal terbaik untuk menghadapi Seungho adalah jujur.

“Hey, ini.. kau lupa.. eung.. seprai?” Seungho memungut seprai dan sarung bantal yang tadi sengaja dibuang Shinbi.

“Ehe.. iya.. errrr.. terima kasih..” Shinbi mengamit seprai tadi, mukanya memerah.

“Kalau begitu, aku.. masuk dulu. Annyonghigyeseyo, Seungho ssi..”

Brak, pintu apartment pun tertutup, di balik pintu, pipi Shinbi memerah, detak jantungnya tak beraturan, ia malu setengah mati pada SeungHo, rekan kantornya.

“Eish! Bahkan hanya bekasnya saja masih menimbulkan masalah, dasar monster, pasti ia dikutuk!” umpatnya sambil memandangi buntalan kain ditangannya.

Buru-buru ia menuju ruang laundy, memasukkan kain-kain itu, memberinya setengah kotak sabun cuci lalu menyalakan mesin itu.

Shinbi jongkok didepan mesin cuci memandangi kain-kain itu berputar, “mesin cantik.. cucikan bekas monster terkutuk itu buatku yah..” lalu tersenyum konyol.

Ia kembali ke kamarnya, memakai bra tanpa tali dan celana dalam dan satu piece tube halter dress coklat muda yang selalu ia pakai jika ia selesai keramas. Sembil mengeringkan rambutnya, ia berjalan keluar kamar menuju dapur untuk membuat teh.

“Teh hangat, dan biscuit. Terapi alami untuk trauma oleh monster” gumamnya sambil membawa cemilannya keruang tengah lalu menyalakan TV sebelum ia teringat pada cuciannya.



“Yah! Apa kau gila!?? Bagaimana kau bisa lupa!!!” Youngbae tanpa sadar mengguncang tubuh Jiyong yang kaget melihat reaksinya, saking kagetnya Jiyong kawatir kalau Youngbae sedang gelap mata, bagaimanapun juga Shinbi itu sepupunya.
Jiyong menelan ludahnya, “H-hyung..” tanpa sadar Jiyong memanggil Youngbae dengan sebutan Hyung.

“Aish!!!” Youngbae melepaskan tubuh Jiyong, lalu menggaruk kepalanya. Ia menoleh kearah Jiyong, lalu mengamit lengannya, “Ikut aku, kita harus menyelidiki sesuatu.”

Beberapa menit kemudian Jiyong sudah berada di kamar Youngbae, semntara Youngbae sibuk membongkar lacinya mencari sesuat, “INI DIA!!!” katanya bangga sambil mengangkat sesuatu yang tampak seperti senter warna biru.

“Apa itu?”

“Ini SSS..”

“Hah?”

“Super Sperm Spray”

“Eh?” ekspresi Jiyong seolah mengatakan benda aneh apa itu?

“Sudahlah kau tak perlu tau, yang jelas alat ajaib ini bisa melihat bercak noda cinta di manapun, jok belakang mobil, tembok kamar mandi, kloset, kain dan bahkan rumput. Ayo, kita liat apakah ada Jiyong Junior diranjang Shinbi, jika ada, kau aman.”

Jiyong hanya melongo, “dari mana dia dapat barang aneh macam itu?”

Bagai detektif Youngbae mengendap-endap sambil membawa SSS dan lensa pembesar yang entah kapan sudah ia genggam erat, sementara Jiyong mengikutinya dengan patuh, setelah sampai kamar Shinbi, Jiyong secara otomatis menutup pintu kamar itu.

Semntara itu Youngbae masih dengan gaya sok detektif nya mulai menyemprotkan SSS ke lantai kayu Shinbi, lalu memperhatikannya dengan lensa pembesar, ia mengulangi hal itu beberapa kali, wajahnya cemas, “Yo, Ji.. I think you’re in a big trouble, I couldn’t find any trace man..” katanya tanpa melihat Jiyong, ia masih sibuk menyemprot SSS ke lantai.

“Yah, babo. Kau pikir semua orang seperti kau, tak peduli tempat? Kami melakukannya di ranjang bodoh!”

Youngbae buru-buru berdiri dari jongkoknya, “아 맞다!”

Jiyong hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya, sementara Youngbae langsung menuju TKP dan lagi-lagi mulai menyemprot dan mengamati ranjang yang…

“Hey, mana seprai ranjang ini?” Youngbae bertanya pada Jiyong.

“Huh mana aku tahu..” Jawab Jiyong sebelum ia mendengar suara pintu terbuka.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN DIKAMARKU!!!” teriak Shinbi dengan penuh amarah.

“Aha.ha.. kami hanya.. iyakan Jiyong?” Youngbae tak jelas berkata apa, hal yang ia tahu pasti adalah ia harus buru-buru keluar dari kamar Shinbi kalau ia masih ingin nyawanya selamat.

“Hah??” tanya Jiyong bingung.

“KELUAR!!!!” teriak Shinbi, buru-buru Youngbae lari dari kamar Shinbi, Jiyongpun menyusulnya, namun sayang SSS yang Youngbae semprotkan tak mengering dengan begitu cepat dilantai kayu dan berubah menjadi gel licin yang membuat Youngbae terpeleset dalam keadaan panic Youngbae meraih apapun yang bisa ia raih, dan kebetulan benda pertama yang dapat ia raih adalah kain. Kejadian tersebut berlangsung begitu cepat, Youngbae jatuh dengan teriakan “Aaack..umphh..” disusul Jiyong yang juga terpeleset.

Beberapa detik kemudian Youngbae sadar bahwa kain yang tadi ia tarik adalah gaun Shinbi, dan teriakan “Aaack..” yang ia dengar adalah teriakan Shinbi yang gaunnya tertarik hingga tali spaghetti penahan gaunnya putus dan gaun itu jatuh bebas kelantai, bra Shinbi pun melorot dan memberikan akses penuh bagi siapapun untuk melihat dua buah payudara sehatnya, sementara teriakan “umphh..” adalah suara teriakan Shinbi yang tertahan karna Jiyong jatuh tepat diatasnya, dengan kedua tangannya tepat berada diatas payudara Shinbi, sementara mulut mereka beradu.
Mata Shinbi terbelalak lebar, di depan matanya persis ia melihat pupil Jiyong yang sudah hampir keluar dari soketnya.

Hal terakhir yang Jiyong ingat sebelum ia pingsan adalah tangan Shinbi yang terkepal.

=========

“AWWWW!!! Bisa tidak pelan-pelan??!!” bentak Jiyong pada Youngbae yang berusaha membersihkan darah dari sudut bibir Jiyong. Mereka sudah kembali ke apartment Jiyong, Youngbae yang memapahnya, hampir 5 menit Jiyong pingsan, siapa kira perempuan seperti Shinbi dapat meninju Jiyong sekeras itu? Jiyong masih menempelkan es batu ke mata kirinya dan sessekali ia pindahkan ke pipi kanannya.

“Ini kali terakhir aku mengikuti saran bodohmu Bae!” bentak Jiyong sekali lagi, dan langsung mendapatkan hukuman dari Youngbae denan menekan kapas pembersih lebih keras.

“Aww!!”

“Baby!”

“Siapa yang kau panggil baby? Coba saja pukulan sepupu psyco mu itu!” ujar Jiyong sewot dan Youngbae hanya menggelegkan kepalanya.

“Lagipula kenapa kau HARUS mendaratkan bibirmu diatas bibirnya, dan tanganmu diatas PAYUDARANYA KWON JIYONG!!”

“Kau pikir itu salahku!! Kalau bukan karena ide bodohmu..”

“BODOH KAU BILANG!!” Youngbae mengepalkan tangannya.

“Hyuuung~”

“Sigh. Tapi paling tidak aku yakin akan satu hal..”

“Eh?”

“Shinbi tidak mungkin hamil karena kau..” kata Youngbae sambil menunjuk hidung Jiyong.

“Dari mana kau tahu?”

“Pertama, kalian hanya sekali melakukannya, kemungkinannya adalah 2% jika kau berhasil menghamili seseorang dalam sekali main. Kedua, wanita segalak Shinbi tak mungkin hamil dengan begitu cepat..” ujarnya dengan percaya diri, sementara Jiyong hanya mengangguk setuju.

========

Tiga hari kemudian, Shinbi yang terlambat bangun keluar dari apartmen dengan buru-buru, ia segera berlari kearah lift dan memencet tombol turun. Rambutnya masih sedikit berantakan, bahkan ia belum menyapukan lipgloos kebibirnya, tangannya sibuk merapikan file-file yang akan ia presentasikan hari itu. Beberapa detik kemudian,

Jiyong yang juga baru keluar dari apartmentnya berjalan menuju lift dan berdiri persis disamping Shinbi, wajahnya kalem meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 8.45 AM, sementara Shinbi menujukkan wajah terganggunya.

“Monster ini bisanya kalem..” gumamnya pelan sambil bergeser dari tempatnya berdiri tadi. Tanpa ia sadari Jiyong mendengar gumamannya.

“Dasar wanita galak..” balasnya dengan bergumam.

Shinbi langsung melirik tajam kearah Jiyong, sementara mata Jiyong tak pernah meninggalkan pintu lift yang beberapa detik kemudian terbuka, Shinbi lalu buru-buru melangkahkan kakinya, namun tanpa ampun Jiyong mendesakkan tubuhnya kedalam lift untuk masuk duluan, hingga Shinbi sedikit terdorong.

Mengambil nafas panjang Shinbi menahan amarahnya, mengingat ia ada presentasi nanti.
Segera ia masuk kedalam lift dan memencat tombol 1, namun sekali lagi Jiyong membuatnya naik pitam dengan memencet semua tombol dibawah 18.

“YAH!!!” bentak Shinbi kesal.

“Ya?”

“Aissssh!! Kenapa kau harus memencet semua tombolnya! Arrrgh!”

“Jangan gampang marah, nanti rambutmu jadi berubah seperti macan..” ujar Jiyong kalem.

Shinbi melirik ke dinding besi lift, dan benar, rambutnya memang belum begitu rapi. Shinbi berusaha merapikan rambutnya, ia menghitung 1-10 dalam hati agar emosi sedikit teredam. Lift turun dengan lambat, dan berhenti ditiap lantainya.

Berkali-kali Shinbi mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam, semakin ia melihat jam semakin ia panic. Hari ini presentasi pertamanya, namun ia terancan terlambat gara-gara monster terkutuk yang sekarang sedang.. bersiul dengan santai disampingnya. Shinbi sudah tak bisa lebih kesal lagi, ingin rasanya ia mencekik monster itu, jika bukan karena takut blouse nya nanti kusut, ia asti sudah melakukan rencananya.

Saat lift berhenti dilantai 10, Shinbi segera keluar dari lift dan berlari menuju tangga darurat, sayup ia mendengar suara Jiyong, “Jalka~” mengejeknya.
Dengan kecepatan luar biasa Shinbi menuruni 2 lantai dan segera berbelok mencari lift lain yang hanya ada di lantai 8, tempat penthouse berada. Dengan nafas terengah ia segera memasuki lift itu, namun sepersekian detik pintu lift akan tertutup, seseorang berteriak untuk menahan lift. Orang itu Seungho.

“Oh.. terimakasih.. eh, Shinbi ssi??”

“Annyong Haseyo..” Shinbi membungkuk sedikit, Seungho tersenyum kearahnya.

“Mmmm.. sini kubawakan dokumenmu..” Seungho menawarkan bantuannya.

“Ah, tidak perlu.. saya masih sanggup membawanya sendiri. Terimakasih Seungho ssi..” tolak Shinbi halus.

“Aku bukannya menawarkan bantuan karena melihatmu keberatan membawa dokumen itu..” lanjut Seungho sambil mengambil dokumen-dokumen itu dari dekapan Shinbi, “Tapi karena aku rasa kau harus merapikan sedikit penampilanmu..”

Wajah Shinbi tak mungkin bisa lebih merah lagi, dengan buru-buru ia merapihkan rambutnya.

“Tak usah malu, aku akan berbalik, oke??”

Begitu Seungho berbalik, Shinbi langsung mengeluarkan sisir, merapihkan rambutnya, lalu membetulkan sedikit make-up nya yang sedikit luntur karena keringat. Tak lupa ia mengoleskan lipgloss.

“Terimakasih Seungho ssi..” Shinbi menepuk pundak Seungho. Seungho berbalik dan memperhatikan Shinbi dengan seksama. Shinbi yang diperhatikan jadi sedikit salah tingkah.

“Eh.. ada yang salah??” tanyanya sambil menutup bibirnya dengan punggung tangannya.
Seungho tersenyum, “Entahlah, sepertinya ada yang berubah..”

“Eh..??”

“HA!!” seru Seungho tiba-tiba “Bibir! Bibirmu jadi berwarna, tadi tak begitu..” katanya sambil mengangguk-angguk pelan, seolah bangga akhirnya bisa menemukan apa yang ia cari.

“A very observant of you Seungho ssi..” Shinbi tersipu.

“Ah, tidak juga.. aku hanya memperhatikan hal yang aku suka saja.” Ujarnya simple.

Aku hanya memperhatikan hal yang aku suka saja.

Aku hanya memperhatikan hal yang aku suka saja.

Aku hanya memperhatikan hal yang aku suka saja.


Kalimat itu terus berulang di otak Shinbi, berkedip dua kali, Shinbi lalu berkata. “Eh?”

DING!

Suara lift menyela pikiran Shinbi, “Ayo kita sudah sampai.” Seungho mengajak Shinbi keluar. Shinbi yang masih cengo main ikut keluar saja, namun kemudian ia tersadar.
“Eung, Seungho ssi, saya rasa saya salah keluar, seharusnya saya keluar di lantai 1 tadi..”

Sekali lagi Seungho hanya tersenyum, “Tapi mobilku disini..” katanya sambil memencet alarm mobilnya sebelum bunyi biiip dua kali terdengar Shinbi.

Sekali lagi Shinbi hanya “eh?”

“Ayo, kita berangkat bersama saja, toh kita satu kantor, iya kan??”

Sebelum Shinbi sempat mencerna perkataan Seungo, Seungho sudah membukakan pintu mobilnya, “Ayo, kita sudah terlambat lima menit.”

Meskipun ragu, Shinbi akhirnya masuk kedalam mobilnya. Menerima kebaikan orang tidak salahkan? Lagi pula ia juga sedang butuh.

Perjalanan ke kantor hanya memakan waktu 10 menit, namun bagi Shinbi yang hanya diam sepanjang perjalanan. Mobil berhenti tepat didepan pintu kantor, “turunlah..” ujar Seungho pelan.

“Eh? Tapi..”

“Kau ada presentasi.. ingat? Tak usah berterimakasih dulu, buat kantor kita bangga! Ayo keluar..” Seungho sedikit mendorong Shinbi keluar, lalu masuk kearea parkir dibawah lantai.

Shinbi mengecek arlojinya, masih ada 15 sebelum presentasi benar-benar dimulai, tanpa berpikir panjang, Shinbi segera berlari masuk gedung kantornya, menyapa resepsionis dan satpam secara buru-buru lalu segera menuju lift yang membawanya kelantai 8 tempat kantornya berada.

Keluar dari lift, sambil mengecek sekali lagi dokumen yang ia bawa, Shinbi berjalan menuju ruang presentasi, tanpa sengaja ia menabrak seseorang, dan dokumen yang ia bawa jatuh berantakan.

“Ahh.. Chusongham.. YAH! NO!” Shinbi yang tadinya mau minta maaf berubah saat melihat wajah Jiyong yang terlihat terganggu.

“Bisa tidak berjalan pakai mata? Ck!” ujar Jiyong lalu berlalu masuk kedalam ruang presentasi.

Shinbi rasanya ingin mencekik Jiyong lalu mencincangnya kecil-kecil dan memberi makan singa-singa dikebun binatang, namun sayang 3 menit lagi presentasi dimulai.


Presentasi Shinbi berjalan mulus, klien yang ia tangani bertepuk tangan,

“Terimakasih atas waktu anda, kami dari Absolute Advertising senang membantu anda. Sebelum kami tutup presentasi kami, apakah ada yang masih perlu ditanyakan? ” ujar Shinbi mengumbar senyum. Namun senyumnya buru-buru terhapus saat seseorang mengacungkan tangannya, Jiyong.

“Anda belum secara rinci menjelaskan tentang bagaimana prosedur kontrak? Lalu bagaimana pula prosedur eksekusi kontrak?” tanya Jiyong. Semua orang bergumam menyetujui.

Shinbi menyadari, masalah kontrak dalam presentasinya memang menjadi titik lemahnya, dia tak menyangka hal tersebut diketahui Jiyong.

Dasar monster, sense nya bagus juga.

Menarik nafas dalam, Shinbi mulai menjelaskan dengan terperinci tentang pertanyaan Jiyong, namun yang dilakukan Jiyong membuat Shinbi hampir kehilangan kesabaran. Ia yang mengajukan pertanyaan, namun dia sendiri yang mengacuhkan penjelasan Shinbi.

Untuk menahan amarahnya Shinbi menggenggam erat pensil kayu dengan kedua tangannya, sambil terus berusaha menjelaskan masalah kontrak tersebut.

“.. apakah sudah Jelas, perwakilan dari YGEntertainment, Mr. Kwon Jiyong?”

“hmm.. yeah.” Jawab Jiyong simple sambil membersihkan kukunya.

TAK!

Pensil yang dari tadi digenggam Shinbi patah jadi dua.

Sekali lagi Shinbi menarik nafas panjang, “Masih ada pertanyaan lagi?? Jika tidak ada, terima kasih atas waktunya. Absolute Advertising sangat menghargai anda.” Tutup Shinbi dan membungkuk dalam memberi salam. Setelah para undangan tepuk tangan, satu-persatu mereka menjabat tangan Shinbi, mengucapkan betapa Shinbi melakukan tugasnya dengan amat baik. Saat giliran Jiyong menjabat tangan Shinbi, Shinbi buru-buru membungkuk, menghindari jabat tangan dengan Jiyong.

Jiyong yang tengsin sempat mengeluarkan, “cih!” pelan, lalu berlalu.

Ya Tuhan , semoga aku tak lagi berurusan dengan monster itu. Dalam hati Shinbi berdoa.

Namun sepertinya Shinbi kurang beramal belakangan ini, sehingga doanya sama sekali tak didengar oleh Tuhan, bahkan Tuhan memberinya hukuman.

“Ne Sajangnim.. Saya akan segera membicarakan kontrak dengan perwakilan Absolute Advertising..” terdengar suara Jiyong menyudahi pembicaraan ditelfon.

Saat itu juga Shinbi ingin bunuh diri saja.

===================================

pace nya sengaja gw cepetin.. abis tiap nulis berubah mulu jalan ceritanya.. hhheeee.. maklum amatiran..

so howz that??

Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Wedding Suit part 3

“Hey, Ji… Are you sure??” tanya Youngbae pada Jiyong yang sedang sibuk memasukkan bajunya kedalam koper.

“Yep.. Pretty much.. kenapa?”

“Entahlah.. apa menurutmu bukan suatu hal yang riskan? Kau minta cuti ditengah
kesibukan macam ini.. maksudku..”

“Kalau aku tinggal pun.. aku juga tak punya cukup banyak tenaga untuk konsentrasi Bae.. lagi pula ini usul Yoona”

“Apakah kau akan mencarinya?” Jiyong berhenti menata bajunya, menarik nafas lalu memandang foto dimejanya, foto Youngbae, Jiyong dan Shinbi waktu ulang tahun Jiyong yang ke 19.

“I would like to..” ia tersenyum, “Tapi sayangnya Shinbi tak berada di Jepang..”

“Darimana kau tau itu?”

“Aku check semua penerbangan waktu itu, dan nama Park Shinbi terdaftar di pesawat yang menuju San Fransisco..” Jiyong lalu tersenyum kecut, “Mungkin dia memang ingin melupakan kita, Bae. Atau hanya aku..” dan Youngbae pun hanya menepuk pundak sahabatnya.

===

Jiyong menghirup udara Jepang dengan lega, ia sedikit berharap kedatangannya ke Jepang bisa sedikit merenggangkan otot-ototnya yang tegang karena pekerjaan, dan menghilangnya Shinbi. Ia langsung memanggil taksi dan meluncur ke hotel tempat ia menginap dan segera menelepon Seunghyun, temannya.

“Hey, T.O.P!”

“GD!! Zzup man??”

“So..so.. jadi? Ada apa? Kenapa kau memintaku menelponmu begitu sampai ke Jepang?”

“Well.. you know.. I need a favor..”

===

“Eiissshh.. hanya ditinggal 2 minggu saja debu sudah setebal ini!” keluh Shinbi sambil menyalakan vacuum cleanernya.

Shinbi baru saja kembali, dan mendapati apartementnya sudah tebal dengan debu, apartment Shinbi sangat kecil, hanya terdiri dari sebuah kamar mandi mini, dapur, dan ranjangnya, setelah membersihkan semua debu, ia lalu duduk dipinggir ranjangnya dan mengeluarkan gumpalan wol dari tas yang tadi ia bawa dan mulai kembali merajut syal, syal ketiga yang ia rajut dalam bulan ini. Kali ini ia merajut syal denga warna ungu muda, setelah kemarin ia menyelesaikan syal dengan warna pink muda dan biru muda, masing-masing dengan tulisan “Baby G” berwarna hitam salah satu ujungnya, dan배♥ 비♥ 지diujung lainnya.

Belum lama ia merajut, terdengar ketukan lembut dari pintu apartment kecilnya, Shinbi segera beranjak dan membuka pintu, ia mendaati Seungri tersenyum lebar.

“Nuna!!” sambut Seungri lalu memeluk erat Shinbi, Shinbi membalas pelukannya, lalu mengajak Seungri masuk.

“Ceria sekali kau hari ini?” tanya Shinbi sedikit heran, Seungri sekali lagi menunjukkan gigi putihnya, nyengir.

“Ah! Nuna! Apa itu?” bukannya menjawab pertanyaan Shinbi, Seungri malah balik bertanya setelah melihat syal-syal Shinbi yang tergeletak di ranjangnya.

“Ah.. syal..” jawabnya pelan, lalu duduk kembali diranjangnya, melanjutkan apa yang tadi ia lakukan tanpa mempedulikan Seungri yang sibuk menyapukan pandangan ke apartement mininya.

“Nuna..” panggil Seungri pelan.

“Hmm??” Shinbi menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari syal yang sedang ia rajut.

“geu.. geu nal.. geu euh.. geu norae..”

“Wae?”

“Apa cerita dibalik lagu itu nuna?” tanya Seungri akhirnya memberanikan diri menanyakan pertanyaan itu, matanya tak meninggalkan sosok Shinbi yang tanpak terkejut dengan pertanyaan itu. Perlahan Shinbi mengalihkan pandangannya pada satu foto dengan 3 orang tersenyum didalamnya dimeja kecil disamping ranjangnya, lalu menarik nafas panjang.

“Ada seorang gadis yang memiliki dua orang sahabat yang amat.. luar biasa. Yang satu amat hangat dan dewasa, sementara lainnya meskipun kadang kekanakan, namun ia amat protektif. Gadis ini bukan berasal dari keluarga yang harmonis, ia anak pertama, namun hampir tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya yang sibuk. Yang ia kenal hanyalah baby sitter dan para pembantu, dan jika tidak karena kasih sayang yang diberikan orang tua kedua sahabatnya itu, mungkin ia akan tumbuh menjadi gadis yangYang ia kenal hanyalah baby sitter dan para pembantu, dan jika tidak karena kasih sayang yang diberikan orang tua kedua sahabatnya itu, mungkin ia akan tumbuh menjadi gadis yang.. masyarakat jauhi? Mungkin bisa dikatakan demikian..”

Seungri mendengar dengan serius, ia mengamati tiap perubahan ekspresi wajah Shinbi.

“Tanpa sadar gadis itu jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, namun ternyata sahabatnya itu udah memiliki kekasih, dan akan menikah. Si gadis ini tak pernah mengatakan cintanya, ia takut hal tersebut akan merusak persahabatan yang telah sangat lama mereka jalin. Menurut gadis tersebut, persahabatannya itu sejuta kali lebih penting dari cinta pertamanya, bahkan dari hidupnya sendiri. Namun tentu saja tak ada yang bisa membohongi perasaan.. saat sahabat itu mengatakan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, dunia si gadis seakan runtuh, namun ia tetap bahagia.. karena sahabatnya pun bahagia.. Meskipun sulit, si gadis tetap mendukung sahabat itu dari belakang.. itulah cerita dibalik lagu itu..” Shinbi selesai menceritakan ceritanya, Seungri pun langsung memberikan reaksi.

“Siapa nama pria itu nuna? Siapa pria yang nuna cintai itu? Apakah orang ini??” Seungri mengambil frame foto yang sedari tadi ia amati lalu menunjuk ke foto Jiyong yang tersenyum lebar.

Shinbi terkesiap, ia tak percaya Seungri bisa dengan sangat mudah menyerap ceritanya.

“M-Maksudmu?”

“Aku tahu gadis yang nuna ceritakan itu adalah nuna sindiri, ya kan nuna?” Seungri bertanya dengan santai, sementara Shinbi menelan ludahnya dengan sulit.

“Kau tahu nuna, seterlambat apapun, cinta pertama tetap harus dikejar.. paling tidak nuna nyatakan..” Seungri meletakkan kembali frame foto tersebut.

Shinbi tersenyum kecut “Tapi kali ini sudah terlalu terlambat Seungri.. ia sudah menikah..”

“Apa itu sebabnya nuna lalu memutuskan untuk pindah ke Jepang?” tanya Seungri lagi “untuk melupakan cinta pertama nuna..”

“Seungri ah.. kadang aku berpikir kalau kau seharusnya jadi peramal saja..” jawab Shinbi setengah bercanda. Seungri tersenyum, merasa menang sebab dugaannya barusan tepat.

Hari berikutnya Seungri kembali mengunjungi Shinbi, dan Shinbi yang memang sudah sedari tadi bosan, mengajak Seungri keluar, sekedar berjalan-jalan.

Mereka menelusuri jalanan Jepang, bercerita dan bercanda, membeli es krim, foto di booth photo-sticker, nonton, makan siang, dan melakukan apapun layaknya sepasang kekasih lakukan saat kencan. Bahkan keluar masuk distro untuk mencoba beberapa potong baju dan membelinya tentu saja.

“Nuna, terimakasih untuk kacamata keren ini!” Seungri meloncat-loncat kecil sambil sambil memakai kaca mata barunya. Sejak dari pertama kali masuk sebuah distro underground tadi Seungri tak pernah melepaskan pandanganya dari kacamata itu.

“Nothing! Itu tanda terimakasih ku karena kau telah jadi kawan terbaikku selama ini.. terima kasih Seungri!” lalu Shinbi melompat kecil dan mengecup pipi kanan Seungri. Seungri agak kaget, pipinya memerah.

“Aigoo lucunya..” ejek Shinbi sambil mencubit pipi Seungri.

“Waaaaa!” Seru Shinbi, setelah melepaskan cubitannya dari pipi Seungri.
Seungri mengikuti pandangan Shinbi dan mendaratkan pandangannya pada sebuah toko baju pengantin diseberang jalan.

Dengan antusias, Shinbi menggeret Seungri untuk menyeberang lalu masuk ke toko itu. Wajahnya terlihat begitu bahagia. Dengan antusias Shinbi melihat-lihat baju-baju itu, senyumnya mengembang.

“Selamat datang calon mempelai!” ujar seseorang membuat Shinbi dan Seungri terkejut.

“Selamat datang di parlor kami. Ada yang bisa kami bantu?” pelayan toko itu memberikan senyum termanisnya.

Shinbi yang sedang memegang gaun pengantin putih backless dengan aksen v-neck membalas senyumnya.

“Oh kami..” sebelum Shinbi selesai memberikan jawabannya pelayan tadi memotongnya.

“Maafkan kami, hari ini sedang ada pemotretan jas pengantin, jadi mohon calon suami mengerti dan menunggu sedikit lebih lama untuk mencoba jas, kami akan memberikan service terbaik bagi calon istri anda” ujarnya cepat sambil membungkuk kearah Seungri.

Seungri yang terlihat bingung hanya bengong, “Ha..? aku buk..” Shinbi segera menyikutnya.

“Ah, saya yakin calon suami saya tidak keberatan..” jawab Shinbi tersenyum pada pelayan itu. “Bolehkah kami melihat-lihat gaunnya terlebih dahulu?”

“Ah, tentu saja.. Silahkan.. saya kedalam sebentar..” pamit pelayan itu.

“Nuna, sejak kapan aku jadi calon suami mu??” tanya Seungri begitu yakin si pelayan sudah masuk.

“Hehe.. sudahlah.. aku ingin hanya ingin mencoba gaun-gaun ini.. berpura-pura sedikit tak masalahkan?” jawab Shinbi usil lalu memberikan kedipan kecil pada Seungri, Seungri hanya geleng-geleng melihat kelakukannya.

“Baiklah calon istriku yang amat kucinta… pilihlah gaun manapun yang kau suka, calon suamimu yang amat ganteng luar biasa ini akan membelikan gaun manapun untukmu..” Seungripun berakting, tak lupa memuji diri sendiri. Shinbi terkikik geli.

=======

“Kau mau mengolokku??” desis Jiyong sedikit kesal pada Seunghyun atau TOP yang sedang duduk di sofa didepannya, menyilangkan kaki dan mengamati Jiyong dari ujung rambut hingga ujung kepala.

“No..” jawabnya santai.

“Lalu apa maksudnya ini?!!” tanya Jiyong sambil menunjuk dirinya sendiri yang rapih dengan jas pengantin.

“Relax bro! aku hanya membunuh dua burung dengan satu batu saja. Kemarin aku tak sempat menghadiri pernikahanmu, dan Ri Yoo, tunangaku juga sedang butuh model untuk rancangan jas pengantin terbarunya. Jadi.. viola! Aku akhirnya melihatmu dalam balutan busana pengantin, dan Ri Yoo pun mendapatkan model.. aku cerdas bukan?”

“Sialan kau! Lagi pula pernikahan itu ti..” belum selesai Jiyong membalas perkataan Seunghyun, seorang wanita masuk kedalam ruang ganti untuk calon pengantin pria.

“Jagi.. oh maaf!” Ri Yoo yang tadinya mau memanggil Seunghyun langsung membungkuk kearah Jiyong, “Aku tak tahu kalau Jiyong ssi masih disini, aku pikir Jiyong ssi sudah dilokasi pemotretan.. ummm.. Seunghyun, bisa kau kemari sebentar..” Ri Yoo melambai kecil, lalu keluar ruangan, diikuti oleh Seunghyun. Beberapa menit kemudian Seunghyun kembali masuk keruangan itu.

“Ayo, Ji. Photographer sudah siap..” Jiyong bergegas keluar menuju cermin raksasa yang sekarang ditutup kain hitam. Tadinya tempat itu adalah tempat bagi kedua mempelai mematut gaun dan jas pilihan mereka. Cermin membentang dari ujung ruangan hingga keujung lainnya, tempat dimana calon pengantin wanita mencoba gaunnya dan hanya dipisahkan oleh sebuah tirai berwarna merah marun, jika tirai itu disibak, calon pempelai pria dan calon mempelai wanita biasanya akan berdiri dipodium berbentuk hati yanga da tepat ditengah ruangan dan mematut busana mereka, jika cocok pelayan toko akan memotret mereka dan memasukkan foto mereka di album pelanggan, hal itu merupakan tradisi toko yang sudah berlangsung lama.

Jiyong seperti sudah tahu posisinya dan langsung memasang pose terbaiknya, ia ingin hal ini segera berakhir hingga ia dapat berbaring dikamar hotelnya.

“Wow, you’re doing so great.. okay now hold your chin, okay yes like that, tilt yor head to the right.. no just a little. Hold it.. okay!” photographer tersebut memberi arahan.

Jiyong melakukan seperti apa yang fotografer itu katakan, photo session berlangsung lancar dan akhirnya selesai.

“Awesome! Mr. Kwon if you ever interested in photo-modeling make sure you contact me first, here my namecard.” Fotografer itu dengan antusias menjabat tangan Jiyong, sementara Jiyong hanya mengangguk.

Jiyong sedang mengamati kartu nama pemberian fotografer itu saat samar-samar ia mendengar suara tawa yang amat ia kenal. Suara tawa yang selama ini ia rindukan. Itu suara tawa Park Shinbi.

======

“Bagaimana calon suamiku? Apakah gaun ini membuatku cantik??” tanya Shinbi sambil tertawa kecil pada Seungri yang sabar menunggunya di sofa. Shinbi baru saja keluar dari ruang ganti pengantin wanita, rambutnya ditata sedemikian rupa, dan gaun backless v-neck yang tadi ia pegang menempel sempurna pada lekukan tubuhnya.

“Wow, nuna! Emm.. maksudku calon istriku! Kau tampak amat cantik! Aku ingin segera menikahimu!” seru Seungri sambil melompat berdiri dan menghampiri Shinbi lalu berjalan mengitarinya.

“Calon istriku, kau amat manis!” Seru Seungri sekali lagi, Shinbi tertawa dibuatnya.

“Bi..” sebuah suara mengagetkannya, Shinbi menoleh dan ia membeku ditempatnya, matanya membelalak kaget, tak percaya.

“J-Ji..”

====

holla readers!! *if i ever had~*
i've been quite MIA right now, college life is killing me.. *sok sibuk*
anyway. here it is! bagian tiga dari wedding suit.. how how??
maap maap deh kalo pendek, huhuhuhuu..
anyway, emmm.. i have two endings in my head rite now..
kira2 readers pada mw dibikin happy ending ato sad ending??
minta pendapatnya yaaahhh.. HAPPY READING! Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

No title yet

“I told you I didn’t try to kill my self..” dia bergumam dengan sombongnya, pergelangannya yang teriris sudah dijahit dan diperban dengan rapih, sementara pergelangan yang lain tersambung dengan botol infuse kuning bening.

“Yeah, that’s what I wont buy.. you.are.in.my.control.right.now” kata Seunghyun menahan marah, kedua tangannya ia lipat didepan dadanya, berharap hal itu dapat menghentikan gemetar hebat jari-jarinya karena hampir kehilangan orang yang dikasihinya.

“Do as you want..” tutupnya singkat, lalu membalikkan badannya, menghadap meja rumah sakit dan memunggungi Seunghyun, lalu terlelap.

Sore kemarin lutut Seunghyun langsung lemas begitu melihat genangan darah yang menyusup dari pintu kamar mandi, dugaannya terbukti, Shinbi mencoba mengakhiri hidupnya. Dengan sekuat tenaga ia dobrak pintu kamar mandi itu, dan benar.. ia melihat Shinbi tergeletak tak bergerak dilantai kamar mandi, masih mengenakan gaun natalnya dengan serpihan kaca yang masih tertusuk dipergelangan tangan kanannya. Wajahnya pucat dan maskaranya sudah luntur, entah karena air mata atau ia cuci muka sebelumnya. Seunghyun sempat mengumpat beberapa kali dalam ketakutan, dengan hati-hati ia cabut serpihan kaca yang masih menancap memotong nadi Shinbi, lalu membalut pergelangan Shinbi dengan handuk dikamar mandi sambil terus memanggil nama Shinbi, berusaha membuatnya tetap sadar. Shinbi sempat membuka matanya, lalu melontarkan sebuah kalimat, “Leave me alone Ji, like you’ve done..”

“I wont be here for new year..” Shinbi berbisik tertahan, Seunghyun yang tertidur di sofa rumah sakit mengernyit, seolah mendengar kata-katanya.

“So don’t try to find me..” perlahan Shinbi duduk diujung ranjangnya, kakinya terjuntai hanya sejengkal dari lantai, dengan perlahan ia meletakkan telapak kakinya kelantai, Shinbi sedikit bergidik, lantai itu dingin. Ia kemudian menoleh kearah infusnya, lalu perlahan pula ia tarik jarum yang menghubungkan selang infuse dengan peredaran darahnya, dari tempat dimana jarum itu menusuk, sedikit keluar darah, namun Shinbi tak mempedulikannya.

Mengendap-endap ia memutar knob pintu, dan begitu pintu terbuka, ia menggigil kedinginan, ia hanya memakai selembar pakaian rumah sakit tipis dengan hanya tali dibagian punggungnya. Shinbi menengok kiri kanan, ia tersenyum lemah melihat suster terkantuk-kantuk.

Shinbi sendiri heran mengapa ia bisa mencapai tangga darurat tanpa kepergok oleh staff rumah sakit, tapi mungkin itu memang bantuan yang datang dari langit. Langit, ia teringat tempat dimana Jiyong berada, langit, kesana ia ingin pergi, langit.
Pegangan tangga terasa dingin menyentuh tangannya, namun sekali lagi Shinbi tak peduli. Dengan sedikit terengah7 lantai berhasil ia lewati, dan sekarang ia berdiri didepan pintu yang membatasinya dengan udara terbuka di arap gedung rumah sakit. Ia dorong pintu itu dengan mudah dan udara yang lebih dingin menyambutnya. Perpaduan antara Desember dan angin malam memang tak pernah bersahabat.

Bukannya memeluk badannya agar lebih hangat, Shinbi malah merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, seolah menyambut hembusan angin yang menusuk tulang. Ia memejamkan matanya dan tersenyum, lalu berjalan menuju ujung atap.

”Jiyongah! Na kanda!!” teriaknya, meskipun bibirnya mulai membiru.



“Don’t!!!!” teriak Seunghyun terbangun dari mimpi buruknya, nafasnya terengah, dahinya mengucurkan keringat dingin.dengan segera ia melempar pandangannya kearah ranjang Shinbi.

“Fcuk” umpatnya ketika tak melihat ranjang itu kosong. Buru-buru ia beranjak dari sofa dan membuka pintu kamar mandi, kosong. Lalu ia keluar, mencari-cari dengan panic dan ketakutan. Ia mendatangi meja suster penjaga, “Where’s patient room 501??” tanyanya.

Suster yang tadinya terkantuk itu seketika sadar, “What do you mean, Sir?”

“She’s not in her room.. did you take her for examination or what??!” Seunghyun tak bisa menahan emosinya sekarang.

“No, Sir..”

“SO WHERE THE HELL SHE IS!!!” teriaknya, suster itu lalu beranjak dari tempat duduknya.

“Sir, please respect other patient!!” suster itu mengingatkan Seunghyun, lalu seorang satpam datang menghampiri mereka.

“Is there anything wrong?”

“Patient 501 is missing..” kata suster itu kalem, dan Seunghyun harus menahan emosi agar tak melayangkan tinjunya earah suster itu.

“No way, I was monitoring the CCTV all the time, I must have notice it.. but..” satpam menghentikan kalimatnya, lalu melempar pandangan ke arah suster, “Sir, come woth me please..” lanjutnya, mereka berdua, dan suster pun langsung menuju ruang control keamanan dimana 12 tv kecil menyala dan mengirimkan gambar dari kamera CCTV yang tersebar lantai 5.

“I’m sorry, Sir. I was away to make a cup of coffee, let us rewind the video..” satpam itu lalu mengutak-atik beberapa tombol, memutar kembali rekaman video 15 terakhir.

“There she is..” telunjuk Seunghyun bergetar begitu melihat Shinbi mengendap membuka pintu tangga darurat, bagai disulut api, Seunghyun langsung melesat kearah pintu yang sama, lalu menaiki tangga dengan tergesa, dua tiga tangga sekaligus. Nafasnya tersenggal, paru-parunya seperti tersengat karena kurang oksigen.
Didorongnya pintu atap gedung dengan tergesa, dan diujung atap, ia melihat Shinbi berdiri merentangkan kedua tangannya, dan sempoyongan.

“ANDWE!!!!!” teriaknya dan langsung berlari kearah Shinbi, ia langsung menarik tangan Shinbi hingga ia terjatuh dalam pelukan Seunghyun yang juga terjatuh dengan punggung menghantam lantai atap. Air matanya mengalir.

“No babo ya!!” Seunghyun mengguncang tubuh Shinbi yang masih berada di atas tubuhnya sendiri.

“Leave..” katanya lirih sebelum akhirnya memejamkan mata tak sadarkan diri, tubuhnya terlalu lelah dan kedinginan.

“Shinbi yah!!” Seunghyun mengguncang tubuhnya lagi, dengan segera ia bangkit duduk, Shinbi berada di pelukannya.

“Shinbi yah!! Don’t joke like this it’s not funny,, wake up!!” ia terus mengguncang badan Shinbi yang dingin air matanya sekali lagi mengalir deras.
Seunghyun melepas jasnya, jas yang ia pakai untuk menghadiri pesta natal bersama Shinbi, lalu segera membalut Shinbi dengan jas itu berharap Shinbi dapat merasakan kehangatan jasnya dan segera sadar. Ia menggosokkan kedua ltangannya di lengan Shinbi untuk menambah hangat.

“Wake up.. Shinbi.. goddamn it wake up!!!!” Seunghyun benci mengakuinya, namun ia sungguh benci suaranya sekarang, yang terdengar amat ketakutan.

Samar ia mendengar suara sepatu beradu dengan lantai atap, “Sir.. you have to bring her down..” lalu suara suster yang berlari kearah mereka, seolah baru tersadar, Seunghyun langsung mengangkat Shinbi lalu berlari turun, Seunghyun hampir meneruskan menggunakan tangga darurat sebelun suster mengajaknya menggunakan lift.

“She’s okay now..” kata dokter, Sunghyun ingn membuang nafas lega, namun tahun baru belum berlalu, ada kemungkinan Shinbi akan mencoba bunuh diri lagi.
Seunghyun kini lebih waspada, ia meminta kunci pintu kamar Shinbi dan menguncinya sepanjang hari sehingga dokter atau suster yang akan memeriksa Shinbi harus mengetuk pintu dulu sebelum bisa masuk. Selama 3 hari dirumah sakit tak pernah sekalipun Seunghyun meninggalkan Shinbi, urusan pakaian dan logistic ia serahkan pad Seungri atau Daesung yang bergantian mengantarnya ke rumah sakit.

Shinbi bangkit secara perlahan, menengok ke arah Seunghyun yang masih terbangun, “Seunghyun..” panggilnya lirih.

“I want to gome, take me home.. I don’t like this place, remind me of Jiyong, I hate
it..” rintihnya, dan Seunghyun pun mengangguk setuju setelah berkonsultasi dengan dokter.

Dirumah, Seunghyun tak pernah meninggalkan sisi Shinbi, ia selalu menjaganya dan keadaan Shinbi-pun membaik, sesekali ia bahkan melontarkan joke-joke segar yang membuat mereka berdua tertawa bersama, semua kembali normal, atau setidaknya itulah yang Seunghyun pikir.

“where will we celebrate this new year eve??” tanya Shinbi tiba-tiba ketika Seunghyun sedang memasakkan spaghetti kesukaan mereka.

“Hhhmmm? Where do you think?” Seunghyun bertanya kembali, masih berkonsentrasi dengan spagettinya.

“I don’t know.. nikkou hotel? I heard the hold a massive fireworks party, I love fireworks..” jawab Shinbi sambil tersenyum lebar dan mengangkat garpunya menyambut sepiring spaghetti yang Seunghyun hidangkan.

“Nikkou? Are you sure?”

“Mmmmm.. why not?? It’s fireworks..”

“Nikkou hotel then..” Seunghyun tersenyum kecil, meskipun dalam otaknya ia berpikir keras bagaimana caranya mengubah pikiran Shinbi.

Tiga tahun lalu saat pesta natal di Hotel Nikkou, Jiyong yang saat itu adalah tunangan Shinbi menjadi sasaran salah tembak lawan politik ayahnya, ayahnya adalah kandidat presiden terkuat saat itu, dan Jiyong, entah sengaja atau tidak menghalangi peluru sniper melukai ayahnya, dan peluru itu bersarang dikepala Jiyong, membuatnya koma selama 6 hari sebelum akhirnya ia meninggal di malam pergantian tahun, dan sejak itu Shinbi seperti kehilangan semangat hidupnya. Seunghyun yang dulu sudah mengikhlaskan Shinbi dengan Jiyong tak bisa bertindak apa-apa kecuali melindungi Shinbi dari jauh, baru setahun belakangan ini akhirnya Seunghyun melamar Shinbi, meskipun Shinbi masih belum bisa melupakan Jiyong.

Tiga tahun belakangan ini pula, Seunghyun selalu khawatir menjelang akhir tahun, karena sudah tiga kali Shinbi mencoba bunuh diri di pesta natal, entah dengan menegak racun, menelan sebotol penuh obat tidur atau dengan mengiris pergelangan tangannya seperti yang ia lakukan 5 hari lalu.

“How’s this??” Shinbi berlenggok berputar didepan Seunghyun meggunakan gaun putih selutut yang indah memeluk tubuhnya, seunghyun hanya tersenyum puas.

“Perfect, lets go..”

Shinbi tampak begitu menikmati pesta tahun baru yang Hotel Nikkou adakan, sesekali ia tertawa sambil menunjuk hal-hal yang membuatnya heran, atau yang ia pikir lucu. Dan hal itu membuat Seunghyun tenang.

“Honey, I need to use the rest room..” Seunghyun tertegun ini pertama kalinya Shinbi memanggilnya dengan sebutan honey.. sebutan yang selama ini hanya ia tujukan pada Jiyong.

“You’ll miss the countdown..”

“I’ll be fast..” kata Shinbi meyakinkan Seunghyun lalu beranjak pergi, namun Seunghyun lalu menggenggam tangannya, membuat Shinbi berhenti dan berbalik menghadap Seunghyun dengan pandangan bertanya.

“Be here before the countdown okay?” lalu ia mengecup dahi Shinbi, lalu mengangkat dagunya dan mengecup bibir Shinbi, “I Love you..” Shinbi tersenyum, Seunghyun untuk kedua kalinya tertegun, Shinbi mengucapkan tiga kata itu duluan.

“I love you, too. Shinbi.”

Keluar dari kamar mandi, Shinbi tak sengaja melihat danau buatan Hotel Nikkou yang berkilauan ditimpa lampion-lampion dekorasi, bagai film rusak otak Shinbi langsung memutar kejadian tiga tahun lalu saat Jiyong tertembak. Ia seolah melihat kembail gaun putihnya bersimbah darah, ia teringat teriakan orang-orang, ia teringat bagaimana pesta berubah menjadi kacau, ia mengingat.. Jiyong. Seketika matanya kabur tergenang oleh air mata yang tertahan, bagai kerasukan, bukannya kembali ke Seunghyun, Shinbi berjalan kearah danau buatan itu, lalu ia menncelupkan kakinya membiarkan air dingin mengentuh kulitnya. Ia tak berhenti hingga air menyentuh dadanya dan akhirnya melahap semua tubuhnya, gelembung nafas muncul dua kali.
Seunghyun berulang kali melihat jamnya, ia mulai menghitung kemungkinan waktu yang digunakan seorang wanita untuk pergi ke kamar kecil dan ia pikir tak mungkin melebihi 5 menit. Ia mulai panic, menghiraukan countdown yang sudah muali, ia mulai mencari Shinbi, satu persatu kamar kecil ia periksa meskipun mendapat makian dari beberapa wanita setengah baya yang menggunakannya. Ia semakin panic ketika tak Shinbi tak dotemukan disalah satu kamar kecil tersebut. Dalam panic ia tak sengaja melihat stiletto Shinbi yang tergeletak di jalan setapak menuju danau buatan.

“Fuck, please don’t Shinbi..” iapun berlari menuju danau itu dan langsung berteriak memanggil-manggil nama Shinbi berulangkali, namun sepertinya tak terdengat oleh
Shinbi karena kembang api mulai ditembakkan keudara dengan suara letupan dan sorakan orang-orang.

Seunghyun tak bsa menahan airmatanya yang kembali mengalir, lututnya lemas. ia mengusap air matanya ketika ia melihat sesuatu dari dalam kolam yang baru terlihat karena kembang api besar yang baru saja diletuskan, dan sesuatu itu berbalut gaun putih, itu Shibi.

Tanpa ragu Seunghyun melompat kedalam danau dan langsung meraih tangan Shinbi lalu menariknya ke daratan. Kaki Shinbi masih tercelup diair danau saat Seunghyun berteriak untuk meminta bantuan.

“HELP!!!” teriaknya untungnya ada seseorang yang datang dan segera menelpon ambulance. Sementara Seunghyun menampar-nampar Shinbi mencoba membuatnya sadar. Ia lalu membuka mulut Shinbi, mencubit hidungnya lalu meniupkan udara dua kali, setelah itu ia menempatkan tangan kanan diatas tangan kirinya dan menekan dada kiri Shinbi sebanyak 30 kali dan meniupkan udara sekali lagi, ia terus melakukan nafas buatan sambil menangis dan memanggil-manggil nama Shinbi, namun Shinbi masih tak bereaksi.

“Come on.. come on.. YOU CAN’T LEAVE ME LIKE THIS!!!!”

“Come on Shinbi, I beg you..”

“Please.. Shinbi.. wake up..”

“Shinbi I love you.. please wake up..”

“SHINBI!!” ia terus melakukan nafas buatan hingga paramedic datang.

“Sir..” salah satu paramedic mendekatinya

“NO!!! Shinbi wake up!” ia terus mengguncang badan Shinbi.

“Sir..”panggil paramedic lagi.

“No!! don’t touch her.. Shinbi wake up.. Please..” paramedic lalu memegangi Seunghyun, menahannya agar tak berontak. Sementara petugas yang lain buru-buru melakukan pertolongan pada tubuh Shinbi yang terbaring kaku di tepi danau.
Hal yang terakhir dilihat Seunghyun adalah saat paramedic menutupkan kain putih melewati kepala Shinbi, selanjutnya ia tak sadarkan diri.



Dear, My Seunghyun.
I’m sorry.
I didn’t mean to be like this. I hate it my self too.
Good bye Seunghyun, thanks for everything,
I love you


“I love you too, Park Shinbi.” Seunghyun melipat kembali surat yang ia temukan dikantung jas hitamnya, mencium surat itu untuk terakhir kalinya, menghapus air matanya, lalu berjalan menuju stadium untuk menyampaikan kata perpisahan untuk Shinbi yang terbaring dalam peti putihnya.

“I.. I never thought that.. I have to stand here.. a-again.. exactly 3 years after my bestfriend’s funeral to send my.. ” Seunghyung menahan nafasnya yang bergetar, pelupuk matanya penuh air mata siap untuk tumpah, “my lovely wife to be, lovely friend, lovely sister, Park Shinbi.” Air matanya jatuh sudah, membasahi pipinya tanpa bisa ia tahan lagi.

“So long and good bye.. I love you.”


================================================

waaaa.. my first angst ever. and i couldn't even name it. sigh. enjoy. Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

A Piece of Gaho's Mind

Being a celebrity dog is hard.

Should I put an apostrophe after the ‘celebrity’ and put an ‘s’ after?

Coz, me my self don’t really sure how to put it.

I mean, when a celebrity adopts you as his/her pet, you ARE a celebrity’s dog,

But what if you your self become a celebrity after a celebrity adopts you?

Wait, you get what I mean, rite? I tend to get jumbled with my own words.

Anyway, like I stated before being a dog of a celebrity OR being a celebrity dog is hard.

Like Tinkerbelle, that cute little Chihuahua Paris Hilton has. Wait, how is a Paris has a dog?

Is Paris a name of a celebrity? What she or he done? Is he rapping and producing his own music like my hyung?

Ah, never mind.

What I’m trying to say here is, when a celebrity does adopt you, it’s just a matter of time before you your self become a celebrity.

In my case, my celebrity moments started right after my owner adopted me, and I let out my piece of art, ON TV.

Hey, don’t blame me! I was only 50 days old back then, and it was my first encounter with that hideous thing called camera.

How do you know that you’re become a celebrity?

I’ll let you know than.

1. People from all over the world know your name, even some of them named their dogs after yours.

I no kidding man. Just googling my name and you’ll see it by your self. Speaking about googling, that lead us into another thing..

2. Your name stated on an English test, and even on Wikipedia. (or wikiPETdia? Hha..)

3. Your owner LOVES to show you off in front of the camera.

Mine is even brought me to one of precious award nite, and I guess the girls gushed at me more, sorry hyung.

4. You become smarter coz your owner put you in a precious dogs discipline school.

Now I know the difference between “Don’t” and “Down”

5. Everything that you do brought an ‘ahhh’ or ‘ohhh’ out of adoration, even though dogs all over the world could do the same thing.

I mean, what’s so difficult of pissing or sleeping while holding a mike?

And the last two are my favorite..

6. People wish you a get well soon when you’re sick.

I recently had my eyes treated for cherry-eyed disease, and don’t make me to tell you how many flowers, dog’s foods, and toys fans had sent ON MY NAME.

7. Your breed became popular.

I’m helping my kind, isn’t that GREAT? How many Chinese Sharpey’s got adopted a year before Jiyong hyung adopted me? And look now!

I guess Jiyong hyung has opened many eyes, that a wrinkled face and droopy eyes could be lovely and cute.. in some way.

(.. or put it in his words, “handsomely ugly”)


=================================================================================================

randomness explosion!!!

kyaaaakkk..

hahahahhaha. i made this out of the blue.

bener2 random. tapi mungkin bakal gw bikin series. like series of gaho's minds..

hmmmm.. anyway, do comment!!


Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dissecting Bigbang’s brain

Five girls has gathered in front of Shinbi’s laptop waiting for someone kind enough to upload the new Lollipop 2 mp3 so they can download it right away, Romanizing and translating it to post them in their lovely forum. It’s only 9.30 and they got all tired from waiting, they left one by one, forcing the maknae, Hyejoon to keep waiting.

“Hey, onnies! It’s up!” the maknae yelled 10 minutes later. And just like being told by a sergeant or something, the four older girls rushed to the computer.

“Oh my god!” Shinbi gushed, grabbed the maknae shoulders in the process, making the later gasping in pain.

“Download it, palli!!” Xander, the leader told her.

“I wonder who the lucky lollipop girl is..” Sunhi tapping her chin while asking the question probably VIP all over the world thought.

“Dunno, as long as she kept her hands off from the boys, I don’t mind..” Ri Yoo the second oldest waving her right hand with attitude, a protective fans she is.

“DONE!!” Hyejoon screamed in joy.

“PLAY IT!” all the four ordering the poor maknae.

For exactly 3 minutes 20 seconds later, the room was filled the voice from their favorite group, once the song ended the girls started spazzing with no one actually listening.

“Oh my god” that was Shinbi, “Awesome! But I like the first one more.. but GD was like.. wohooo”

“What’s double B anyway? Is it a kind of martial arts or something??” always wondering Sunhi.

“Ooohhh.. my hubby’s rap is the best! Now he’s a jal jineneun namja?? Last time he was a gakkeuman namja.. *clapping*” that’s Ri Yoo’s spazz.

“want my lollipop?? Hmmm.. Intriguing..” the always pervert onnie, Xander has spoke up.

“OMONA!!” once again the maknae scream, the four older girls heads swiped.

“WHAT!?”

“There’s someone who actually translated it..” Hyejoon said while quick reading the translated lyrics.


Intro
2010 Big Bang Uh huh
It goes L-O-LL-I-P-O-P
It goes L-O-LL-I-P-O-P

“I like this part.. I always like Bigbang’s intro.. like the B to the I to the G to the Bang Bang. Or like B..” Shinbi excitedly expressed her opinion just to cut by her unnie.

“Okay we got it~ now, can we??” xander unnie is the best party pooper. Mehhhrooong.


Verse 1
You got style, You’re a star, Everyone wants it
We gon’ rock, then we roll, Everything the way I want
Until the night passes, bump bump bump
I only want you

“What the hell Bae!” this one is Ri Yoo.

“Huh? What is it onn??” the maknae asked.

“I mean everyone wants it?? Until the night passes, bump bump BUMP?? What the hell? What is YB wanted to imply?”

“Uhh.. onn, actually that’s a part which describing THE PHONE! You pervert!” the maknae retorted.

“Oh, the phone.. rite..” Ri Yoo blushed and nudges xander’s side, seeking for a back up.

“Well.. I think Hyejoon is rite.. it describes the phone.. everyone wants the phone. Heck I want anything BB endorse..” but failed, coz xander was on Hyejoon side today. Ri Yoo just pouted while xander mouthed a “what?” to her.


The lights surrounding you are beautiful
Turn it up, drop it low, gotta move it slow
It’s only me, don’t be afraid and open your eyes
Show me what you got girl gotta work that thang

“OMAIGAT!!!” Hyejoon screamed, this time not in joy, “My pure Dae!! He wanted the girl to WORK THAT THANG!!?? What thang?? askasddjalkfhakgf”

“maybe it’s thang.. thang..” Sunhi tried o explain, everyone gave her a questioning stare, “Uh.. you know.. thang, a slank for thing, errr.. how do I describe this. Errr.. the thang that Kara’s worked on their Mr. dance..”

“YOU MEAN ASS??” Hyejoon screamed again, disbelieve for her innocent Dae.

Rap
But Cinderella you’re a Lollidella who’s put on L.E.D slippers
My Lollidella, so dazzling, like here we go party like it’s your birthday
Only the two of us in the bright lights
A new story, Lollipop2
My style is more of a thrill than sweetness, let’s get wild

“ah.. lollidella.. what a genius.” Xander murmured, “chh, get wild?” she shakes her head.


Chorus
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Girl, you’re my lollipop, hey let’s get it poppin’ poppin’
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Got it got it, get down down, everybody just bounce

Verse 2
Your sweet smile drives me crazy
Your moves, the way you talk got me losing control
Your undisguisable confidence is so sexy
Like this, I only want you
Turn around, make it up, Just leave it to me now
This is just the start, don’t hide it
Get it on, oh show me what you got girl gotta work that thang

“Omo.omo.omo.omo.. how sweet of Youngbae~” Shinbi gushed the other just nodded.

“What’s undisguisable anyway?” Sunhi chirped, Xander, Hyejoon, and Ri Yoo just rolled her eyes while Shinbi being the kindest one thinking her unnie question hard.

“Is that even a word??” failed to find the answer, Shinbi asking back, and she got a hateful glare from the trio, just drop it already.


Rap
Lolli lolli, lollipop tick tick tock My heart explodes
My fluttering heart, everyone
Choose whatever you want

I don’t necessarily have to explain do I, you know me
The guy who’s always fine, T.O.P
Wanna run with me? Feel me
I got a black belt from double B

“Uhhuuyy.. my hubby’s part is jjang! Always fine?? They should put it always MIGHTY fine!” Ri Yoo switched her self on her fan girling mode.


Chorus
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Girl, you’re my lollipop, hey let’s get it poppin’ poppin’
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Got it got it, get down down, everybody just bounce No~

Bridge
Now here she comes she wants some of my lollipop
She touchin’ on ma body makes me wanna rock
Now here I come I give it to her straight up and down
Now here I come, here I come, come come come come

“OHMAYGOOOODDD!!!” for the first time xander screamed. “that’s definitely my hubby. I want his LOLLIPOP too~ raaawwrrrr~” and ended it with a sexy moan.

“What the hell onn! There’s a minor here!” Shinbi snapped her unnie while covering Hyejoon’s ears.

Xander and Ri Yoo just eyeing her with, you just don’t know yet “She knew better than you thought Bi.. she’s not innocent at all.”

“What the hell, Bi!” Hyejoon pried Shinbi’s hands on her ears.

“Yah! You’re minor!” hyejoon rolled her eyes to Shinbi.

Shinbi was about to retort back when Sunhi tapped her shoulder, “Have you read He’s My Husband and She’s my wife??”

Shinbi blushed, Sunhi was mentioning the title of a mature fanfix with steamy bed scenes, Shinbi nodded but quickly retort, “Yah, onn.. don’t mention such fanf..” just to cut by Sunhi.

“Hyejoon wrote it.” She stated simply.

“she.. WHAT!!!???”

Verse 1
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Girl, you’re my lollipop, hey let’s get it poppin’ poppin’
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Got it got it, get down down, everybody just bounce No~

Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Girl, you’re my lollipop, hey let’s get it poppin’ poppin’
Girl, you’re my lollipop, oh girl, you’re my lolli lolli
Got it got it, get down down, everybody just bounce No~

“Wohoo.. what an intriguing song, I wonder who wrote it.” Xander shot a question while pushing Shinbi’s dropped jaw up.

“definitely GD. He’s a very sexual person.. I mean look at the lyrics of breath.” Ri Yoo answered her while glancing pitifully at Shinbi who is still shocked.

“I thought so.” Hyejoon and Sunhi chirped in.

“I just.. Hyejoon.. magnae.. she’s.. I just.. ” xander, Ri Yoo, Sunhi, and Hyejoon just ignored her and started typing to their forum, leaving Shinbi who constantly open and close her mouth.

Read more!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS