Wedding Suit part 3
“Hey, Ji… Are you sure??” tanya Youngbae pada Jiyong yang sedang sibuk memasukkan bajunya kedalam koper.
“Yep.. Pretty much.. kenapa?”
“Entahlah.. apa menurutmu bukan suatu hal yang riskan? Kau minta cuti ditengah
kesibukan macam ini.. maksudku..”
“Kalau aku tinggal pun.. aku juga tak punya cukup banyak tenaga untuk konsentrasi Bae.. lagi pula ini usul Yoona”
“Apakah kau akan mencarinya?” Jiyong berhenti menata bajunya, menarik nafas lalu memandang foto dimejanya, foto Youngbae, Jiyong dan Shinbi waktu ulang tahun Jiyong yang ke 19.
“I would like to..” ia tersenyum, “Tapi sayangnya Shinbi tak berada di Jepang..”
“Darimana kau tau itu?”
“Aku check semua penerbangan waktu itu, dan nama Park Shinbi terdaftar di pesawat yang menuju San Fransisco..” Jiyong lalu tersenyum kecut, “Mungkin dia memang ingin melupakan kita, Bae. Atau hanya aku..” dan Youngbae pun hanya menepuk pundak sahabatnya.
===
Jiyong menghirup udara Jepang dengan lega, ia sedikit berharap kedatangannya ke Jepang bisa sedikit merenggangkan otot-ototnya yang tegang karena pekerjaan, dan menghilangnya Shinbi. Ia langsung memanggil taksi dan meluncur ke hotel tempat ia menginap dan segera menelepon Seunghyun, temannya.
“Hey, T.O.P!”
“GD!! Zzup man??”
“So..so.. jadi? Ada apa? Kenapa kau memintaku menelponmu begitu sampai ke Jepang?”
“Well.. you know.. I need a favor..”
===
“Eiissshh.. hanya ditinggal 2 minggu saja debu sudah setebal ini!” keluh Shinbi sambil menyalakan vacuum cleanernya.
Shinbi baru saja kembali, dan mendapati apartementnya sudah tebal dengan debu, apartment Shinbi sangat kecil, hanya terdiri dari sebuah kamar mandi mini, dapur, dan ranjangnya, setelah membersihkan semua debu, ia lalu duduk dipinggir ranjangnya dan mengeluarkan gumpalan wol dari tas yang tadi ia bawa dan mulai kembali merajut syal, syal ketiga yang ia rajut dalam bulan ini. Kali ini ia merajut syal denga warna ungu muda, setelah kemarin ia menyelesaikan syal dengan warna pink muda dan biru muda, masing-masing dengan tulisan “Baby G” berwarna hitam salah satu ujungnya, dan배♥ 비♥ 지diujung lainnya.
Belum lama ia merajut, terdengar ketukan lembut dari pintu apartment kecilnya, Shinbi segera beranjak dan membuka pintu, ia mendaati Seungri tersenyum lebar.
“Nuna!!” sambut Seungri lalu memeluk erat Shinbi, Shinbi membalas pelukannya, lalu mengajak Seungri masuk.
“Ceria sekali kau hari ini?” tanya Shinbi sedikit heran, Seungri sekali lagi menunjukkan gigi putihnya, nyengir.
“Ah! Nuna! Apa itu?” bukannya menjawab pertanyaan Shinbi, Seungri malah balik bertanya setelah melihat syal-syal Shinbi yang tergeletak di ranjangnya.
“Ah.. syal..” jawabnya pelan, lalu duduk kembali diranjangnya, melanjutkan apa yang tadi ia lakukan tanpa mempedulikan Seungri yang sibuk menyapukan pandangan ke apartement mininya.
“Nuna..” panggil Seungri pelan.
“Hmm??” Shinbi menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari syal yang sedang ia rajut.
“geu.. geu nal.. geu euh.. geu norae..”
“Wae?”
“Apa cerita dibalik lagu itu nuna?” tanya Seungri akhirnya memberanikan diri menanyakan pertanyaan itu, matanya tak meninggalkan sosok Shinbi yang tanpak terkejut dengan pertanyaan itu. Perlahan Shinbi mengalihkan pandangannya pada satu foto dengan 3 orang tersenyum didalamnya dimeja kecil disamping ranjangnya, lalu menarik nafas panjang.
“Ada seorang gadis yang memiliki dua orang sahabat yang amat.. luar biasa. Yang satu amat hangat dan dewasa, sementara lainnya meskipun kadang kekanakan, namun ia amat protektif. Gadis ini bukan berasal dari keluarga yang harmonis, ia anak pertama, namun hampir tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya yang sibuk. Yang ia kenal hanyalah baby sitter dan para pembantu, dan jika tidak karena kasih sayang yang diberikan orang tua kedua sahabatnya itu, mungkin ia akan tumbuh menjadi gadis yangYang ia kenal hanyalah baby sitter dan para pembantu, dan jika tidak karena kasih sayang yang diberikan orang tua kedua sahabatnya itu, mungkin ia akan tumbuh menjadi gadis yang.. masyarakat jauhi? Mungkin bisa dikatakan demikian..”
Seungri mendengar dengan serius, ia mengamati tiap perubahan ekspresi wajah Shinbi.
“Tanpa sadar gadis itu jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, namun ternyata sahabatnya itu udah memiliki kekasih, dan akan menikah. Si gadis ini tak pernah mengatakan cintanya, ia takut hal tersebut akan merusak persahabatan yang telah sangat lama mereka jalin. Menurut gadis tersebut, persahabatannya itu sejuta kali lebih penting dari cinta pertamanya, bahkan dari hidupnya sendiri. Namun tentu saja tak ada yang bisa membohongi perasaan.. saat sahabat itu mengatakan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, dunia si gadis seakan runtuh, namun ia tetap bahagia.. karena sahabatnya pun bahagia.. Meskipun sulit, si gadis tetap mendukung sahabat itu dari belakang.. itulah cerita dibalik lagu itu..” Shinbi selesai menceritakan ceritanya, Seungri pun langsung memberikan reaksi.
“Siapa nama pria itu nuna? Siapa pria yang nuna cintai itu? Apakah orang ini??” Seungri mengambil frame foto yang sedari tadi ia amati lalu menunjuk ke foto Jiyong yang tersenyum lebar.
Shinbi terkesiap, ia tak percaya Seungri bisa dengan sangat mudah menyerap ceritanya.
“M-Maksudmu?”
“Aku tahu gadis yang nuna ceritakan itu adalah nuna sindiri, ya kan nuna?” Seungri bertanya dengan santai, sementara Shinbi menelan ludahnya dengan sulit.
“Kau tahu nuna, seterlambat apapun, cinta pertama tetap harus dikejar.. paling tidak nuna nyatakan..” Seungri meletakkan kembali frame foto tersebut.
Shinbi tersenyum kecut “Tapi kali ini sudah terlalu terlambat Seungri.. ia sudah menikah..”
“Apa itu sebabnya nuna lalu memutuskan untuk pindah ke Jepang?” tanya Seungri lagi “untuk melupakan cinta pertama nuna..”
“Seungri ah.. kadang aku berpikir kalau kau seharusnya jadi peramal saja..” jawab Shinbi setengah bercanda. Seungri tersenyum, merasa menang sebab dugaannya barusan tepat.
Hari berikutnya Seungri kembali mengunjungi Shinbi, dan Shinbi yang memang sudah sedari tadi bosan, mengajak Seungri keluar, sekedar berjalan-jalan.
Mereka menelusuri jalanan Jepang, bercerita dan bercanda, membeli es krim, foto di booth photo-sticker, nonton, makan siang, dan melakukan apapun layaknya sepasang kekasih lakukan saat kencan. Bahkan keluar masuk distro untuk mencoba beberapa potong baju dan membelinya tentu saja.
“Nuna, terimakasih untuk kacamata keren ini!” Seungri meloncat-loncat kecil sambil sambil memakai kaca mata barunya. Sejak dari pertama kali masuk sebuah distro underground tadi Seungri tak pernah melepaskan pandanganya dari kacamata itu.
“Nothing! Itu tanda terimakasih ku karena kau telah jadi kawan terbaikku selama ini.. terima kasih Seungri!” lalu Shinbi melompat kecil dan mengecup pipi kanan Seungri. Seungri agak kaget, pipinya memerah.
“Aigoo lucunya..” ejek Shinbi sambil mencubit pipi Seungri.
“Waaaaa!” Seru Shinbi, setelah melepaskan cubitannya dari pipi Seungri.
Seungri mengikuti pandangan Shinbi dan mendaratkan pandangannya pada sebuah toko baju pengantin diseberang jalan.
Dengan antusias, Shinbi menggeret Seungri untuk menyeberang lalu masuk ke toko itu. Wajahnya terlihat begitu bahagia. Dengan antusias Shinbi melihat-lihat baju-baju itu, senyumnya mengembang.
“Selamat datang calon mempelai!” ujar seseorang membuat Shinbi dan Seungri terkejut.
“Selamat datang di parlor kami. Ada yang bisa kami bantu?” pelayan toko itu memberikan senyum termanisnya.
Shinbi yang sedang memegang gaun pengantin putih backless dengan aksen v-neck membalas senyumnya.
“Oh kami..” sebelum Shinbi selesai memberikan jawabannya pelayan tadi memotongnya.
“Maafkan kami, hari ini sedang ada pemotretan jas pengantin, jadi mohon calon suami mengerti dan menunggu sedikit lebih lama untuk mencoba jas, kami akan memberikan service terbaik bagi calon istri anda” ujarnya cepat sambil membungkuk kearah Seungri.
Seungri yang terlihat bingung hanya bengong, “Ha..? aku buk..” Shinbi segera menyikutnya.
“Ah, saya yakin calon suami saya tidak keberatan..” jawab Shinbi tersenyum pada pelayan itu. “Bolehkah kami melihat-lihat gaunnya terlebih dahulu?”
“Ah, tentu saja.. Silahkan.. saya kedalam sebentar..” pamit pelayan itu.
“Nuna, sejak kapan aku jadi calon suami mu??” tanya Seungri begitu yakin si pelayan sudah masuk.
“Hehe.. sudahlah.. aku ingin hanya ingin mencoba gaun-gaun ini.. berpura-pura sedikit tak masalahkan?” jawab Shinbi usil lalu memberikan kedipan kecil pada Seungri, Seungri hanya geleng-geleng melihat kelakukannya.
“Baiklah calon istriku yang amat kucinta… pilihlah gaun manapun yang kau suka, calon suamimu yang amat ganteng luar biasa ini akan membelikan gaun manapun untukmu..” Seungripun berakting, tak lupa memuji diri sendiri. Shinbi terkikik geli.
=======
“Kau mau mengolokku??” desis Jiyong sedikit kesal pada Seunghyun atau TOP yang sedang duduk di sofa didepannya, menyilangkan kaki dan mengamati Jiyong dari ujung rambut hingga ujung kepala.
“No..” jawabnya santai.
“Lalu apa maksudnya ini?!!” tanya Jiyong sambil menunjuk dirinya sendiri yang rapih dengan jas pengantin.
“Relax bro! aku hanya membunuh dua burung dengan satu batu saja. Kemarin aku tak sempat menghadiri pernikahanmu, dan Ri Yoo, tunangaku juga sedang butuh model untuk rancangan jas pengantin terbarunya. Jadi.. viola! Aku akhirnya melihatmu dalam balutan busana pengantin, dan Ri Yoo pun mendapatkan model.. aku cerdas bukan?”
“Sialan kau! Lagi pula pernikahan itu ti..” belum selesai Jiyong membalas perkataan Seunghyun, seorang wanita masuk kedalam ruang ganti untuk calon pengantin pria.
“Jagi.. oh maaf!” Ri Yoo yang tadinya mau memanggil Seunghyun langsung membungkuk kearah Jiyong, “Aku tak tahu kalau Jiyong ssi masih disini, aku pikir Jiyong ssi sudah dilokasi pemotretan.. ummm.. Seunghyun, bisa kau kemari sebentar..” Ri Yoo melambai kecil, lalu keluar ruangan, diikuti oleh Seunghyun. Beberapa menit kemudian Seunghyun kembali masuk keruangan itu.
“Ayo, Ji. Photographer sudah siap..” Jiyong bergegas keluar menuju cermin raksasa yang sekarang ditutup kain hitam. Tadinya tempat itu adalah tempat bagi kedua mempelai mematut gaun dan jas pilihan mereka. Cermin membentang dari ujung ruangan hingga keujung lainnya, tempat dimana calon pengantin wanita mencoba gaunnya dan hanya dipisahkan oleh sebuah tirai berwarna merah marun, jika tirai itu disibak, calon pempelai pria dan calon mempelai wanita biasanya akan berdiri dipodium berbentuk hati yanga da tepat ditengah ruangan dan mematut busana mereka, jika cocok pelayan toko akan memotret mereka dan memasukkan foto mereka di album pelanggan, hal itu merupakan tradisi toko yang sudah berlangsung lama.
Jiyong seperti sudah tahu posisinya dan langsung memasang pose terbaiknya, ia ingin hal ini segera berakhir hingga ia dapat berbaring dikamar hotelnya.
“Wow, you’re doing so great.. okay now hold your chin, okay yes like that, tilt yor head to the right.. no just a little. Hold it.. okay!” photographer tersebut memberi arahan.
Jiyong melakukan seperti apa yang fotografer itu katakan, photo session berlangsung lancar dan akhirnya selesai.
“Awesome! Mr. Kwon if you ever interested in photo-modeling make sure you contact me first, here my namecard.” Fotografer itu dengan antusias menjabat tangan Jiyong, sementara Jiyong hanya mengangguk.
Jiyong sedang mengamati kartu nama pemberian fotografer itu saat samar-samar ia mendengar suara tawa yang amat ia kenal. Suara tawa yang selama ini ia rindukan. Itu suara tawa Park Shinbi.
======
“Bagaimana calon suamiku? Apakah gaun ini membuatku cantik??” tanya Shinbi sambil tertawa kecil pada Seungri yang sabar menunggunya di sofa. Shinbi baru saja keluar dari ruang ganti pengantin wanita, rambutnya ditata sedemikian rupa, dan gaun backless v-neck yang tadi ia pegang menempel sempurna pada lekukan tubuhnya.
“Wow, nuna! Emm.. maksudku calon istriku! Kau tampak amat cantik! Aku ingin segera menikahimu!” seru Seungri sambil melompat berdiri dan menghampiri Shinbi lalu berjalan mengitarinya.
“Calon istriku, kau amat manis!” Seru Seungri sekali lagi, Shinbi tertawa dibuatnya.
“Bi..” sebuah suara mengagetkannya, Shinbi menoleh dan ia membeku ditempatnya, matanya membelalak kaget, tak percaya.
“J-Ji..”
====
holla readers!! *if i ever had~*
i've been quite MIA right now, college life is killing me.. *sok sibuk*
anyway. here it is! bagian tiga dari wedding suit.. how how??
maap maap deh kalo pendek, huhuhuhuu..
anyway, emmm.. i have two endings in my head rite now..
kira2 readers pada mw dibikin happy ending ato sad ending??
minta pendapatnya yaaahhh.. HAPPY READING!
“Yep.. Pretty much.. kenapa?”
“Entahlah.. apa menurutmu bukan suatu hal yang riskan? Kau minta cuti ditengah
kesibukan macam ini.. maksudku..”
“Kalau aku tinggal pun.. aku juga tak punya cukup banyak tenaga untuk konsentrasi Bae.. lagi pula ini usul Yoona”
“Apakah kau akan mencarinya?” Jiyong berhenti menata bajunya, menarik nafas lalu memandang foto dimejanya, foto Youngbae, Jiyong dan Shinbi waktu ulang tahun Jiyong yang ke 19.
“I would like to..” ia tersenyum, “Tapi sayangnya Shinbi tak berada di Jepang..”
“Darimana kau tau itu?”
“Aku check semua penerbangan waktu itu, dan nama Park Shinbi terdaftar di pesawat yang menuju San Fransisco..” Jiyong lalu tersenyum kecut, “Mungkin dia memang ingin melupakan kita, Bae. Atau hanya aku..” dan Youngbae pun hanya menepuk pundak sahabatnya.
===
Jiyong menghirup udara Jepang dengan lega, ia sedikit berharap kedatangannya ke Jepang bisa sedikit merenggangkan otot-ototnya yang tegang karena pekerjaan, dan menghilangnya Shinbi. Ia langsung memanggil taksi dan meluncur ke hotel tempat ia menginap dan segera menelepon Seunghyun, temannya.
“Hey, T.O.P!”
“GD!! Zzup man??”
“So..so.. jadi? Ada apa? Kenapa kau memintaku menelponmu begitu sampai ke Jepang?”
“Well.. you know.. I need a favor..”
===
“Eiissshh.. hanya ditinggal 2 minggu saja debu sudah setebal ini!” keluh Shinbi sambil menyalakan vacuum cleanernya.
Shinbi baru saja kembali, dan mendapati apartementnya sudah tebal dengan debu, apartment Shinbi sangat kecil, hanya terdiri dari sebuah kamar mandi mini, dapur, dan ranjangnya, setelah membersihkan semua debu, ia lalu duduk dipinggir ranjangnya dan mengeluarkan gumpalan wol dari tas yang tadi ia bawa dan mulai kembali merajut syal, syal ketiga yang ia rajut dalam bulan ini. Kali ini ia merajut syal denga warna ungu muda, setelah kemarin ia menyelesaikan syal dengan warna pink muda dan biru muda, masing-masing dengan tulisan “Baby G” berwarna hitam salah satu ujungnya, dan배♥ 비♥ 지diujung lainnya.
Belum lama ia merajut, terdengar ketukan lembut dari pintu apartment kecilnya, Shinbi segera beranjak dan membuka pintu, ia mendaati Seungri tersenyum lebar.
“Nuna!!” sambut Seungri lalu memeluk erat Shinbi, Shinbi membalas pelukannya, lalu mengajak Seungri masuk.
“Ceria sekali kau hari ini?” tanya Shinbi sedikit heran, Seungri sekali lagi menunjukkan gigi putihnya, nyengir.
“Ah! Nuna! Apa itu?” bukannya menjawab pertanyaan Shinbi, Seungri malah balik bertanya setelah melihat syal-syal Shinbi yang tergeletak di ranjangnya.
“Ah.. syal..” jawabnya pelan, lalu duduk kembali diranjangnya, melanjutkan apa yang tadi ia lakukan tanpa mempedulikan Seungri yang sibuk menyapukan pandangan ke apartement mininya.
“Nuna..” panggil Seungri pelan.
“Hmm??” Shinbi menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari syal yang sedang ia rajut.
“geu.. geu nal.. geu euh.. geu norae..”
“Wae?”
“Apa cerita dibalik lagu itu nuna?” tanya Seungri akhirnya memberanikan diri menanyakan pertanyaan itu, matanya tak meninggalkan sosok Shinbi yang tanpak terkejut dengan pertanyaan itu. Perlahan Shinbi mengalihkan pandangannya pada satu foto dengan 3 orang tersenyum didalamnya dimeja kecil disamping ranjangnya, lalu menarik nafas panjang.
“Ada seorang gadis yang memiliki dua orang sahabat yang amat.. luar biasa. Yang satu amat hangat dan dewasa, sementara lainnya meskipun kadang kekanakan, namun ia amat protektif. Gadis ini bukan berasal dari keluarga yang harmonis, ia anak pertama, namun hampir tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya yang sibuk. Yang ia kenal hanyalah baby sitter dan para pembantu, dan jika tidak karena kasih sayang yang diberikan orang tua kedua sahabatnya itu, mungkin ia akan tumbuh menjadi gadis yangYang ia kenal hanyalah baby sitter dan para pembantu, dan jika tidak karena kasih sayang yang diberikan orang tua kedua sahabatnya itu, mungkin ia akan tumbuh menjadi gadis yang.. masyarakat jauhi? Mungkin bisa dikatakan demikian..”
Seungri mendengar dengan serius, ia mengamati tiap perubahan ekspresi wajah Shinbi.
“Tanpa sadar gadis itu jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, namun ternyata sahabatnya itu udah memiliki kekasih, dan akan menikah. Si gadis ini tak pernah mengatakan cintanya, ia takut hal tersebut akan merusak persahabatan yang telah sangat lama mereka jalin. Menurut gadis tersebut, persahabatannya itu sejuta kali lebih penting dari cinta pertamanya, bahkan dari hidupnya sendiri. Namun tentu saja tak ada yang bisa membohongi perasaan.. saat sahabat itu mengatakan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, dunia si gadis seakan runtuh, namun ia tetap bahagia.. karena sahabatnya pun bahagia.. Meskipun sulit, si gadis tetap mendukung sahabat itu dari belakang.. itulah cerita dibalik lagu itu..” Shinbi selesai menceritakan ceritanya, Seungri pun langsung memberikan reaksi.
“Siapa nama pria itu nuna? Siapa pria yang nuna cintai itu? Apakah orang ini??” Seungri mengambil frame foto yang sedari tadi ia amati lalu menunjuk ke foto Jiyong yang tersenyum lebar.
Shinbi terkesiap, ia tak percaya Seungri bisa dengan sangat mudah menyerap ceritanya.
“M-Maksudmu?”
“Aku tahu gadis yang nuna ceritakan itu adalah nuna sindiri, ya kan nuna?” Seungri bertanya dengan santai, sementara Shinbi menelan ludahnya dengan sulit.
“Kau tahu nuna, seterlambat apapun, cinta pertama tetap harus dikejar.. paling tidak nuna nyatakan..” Seungri meletakkan kembali frame foto tersebut.
Shinbi tersenyum kecut “Tapi kali ini sudah terlalu terlambat Seungri.. ia sudah menikah..”
“Apa itu sebabnya nuna lalu memutuskan untuk pindah ke Jepang?” tanya Seungri lagi “untuk melupakan cinta pertama nuna..”
“Seungri ah.. kadang aku berpikir kalau kau seharusnya jadi peramal saja..” jawab Shinbi setengah bercanda. Seungri tersenyum, merasa menang sebab dugaannya barusan tepat.
Hari berikutnya Seungri kembali mengunjungi Shinbi, dan Shinbi yang memang sudah sedari tadi bosan, mengajak Seungri keluar, sekedar berjalan-jalan.
Mereka menelusuri jalanan Jepang, bercerita dan bercanda, membeli es krim, foto di booth photo-sticker, nonton, makan siang, dan melakukan apapun layaknya sepasang kekasih lakukan saat kencan. Bahkan keluar masuk distro untuk mencoba beberapa potong baju dan membelinya tentu saja.
“Nuna, terimakasih untuk kacamata keren ini!” Seungri meloncat-loncat kecil sambil sambil memakai kaca mata barunya. Sejak dari pertama kali masuk sebuah distro underground tadi Seungri tak pernah melepaskan pandanganya dari kacamata itu.
“Nothing! Itu tanda terimakasih ku karena kau telah jadi kawan terbaikku selama ini.. terima kasih Seungri!” lalu Shinbi melompat kecil dan mengecup pipi kanan Seungri. Seungri agak kaget, pipinya memerah.
“Aigoo lucunya..” ejek Shinbi sambil mencubit pipi Seungri.
“Waaaaa!” Seru Shinbi, setelah melepaskan cubitannya dari pipi Seungri.
Seungri mengikuti pandangan Shinbi dan mendaratkan pandangannya pada sebuah toko baju pengantin diseberang jalan.
Dengan antusias, Shinbi menggeret Seungri untuk menyeberang lalu masuk ke toko itu. Wajahnya terlihat begitu bahagia. Dengan antusias Shinbi melihat-lihat baju-baju itu, senyumnya mengembang.
“Selamat datang calon mempelai!” ujar seseorang membuat Shinbi dan Seungri terkejut.
“Selamat datang di parlor kami. Ada yang bisa kami bantu?” pelayan toko itu memberikan senyum termanisnya.
Shinbi yang sedang memegang gaun pengantin putih backless dengan aksen v-neck membalas senyumnya.
“Oh kami..” sebelum Shinbi selesai memberikan jawabannya pelayan tadi memotongnya.
“Maafkan kami, hari ini sedang ada pemotretan jas pengantin, jadi mohon calon suami mengerti dan menunggu sedikit lebih lama untuk mencoba jas, kami akan memberikan service terbaik bagi calon istri anda” ujarnya cepat sambil membungkuk kearah Seungri.
Seungri yang terlihat bingung hanya bengong, “Ha..? aku buk..” Shinbi segera menyikutnya.
“Ah, saya yakin calon suami saya tidak keberatan..” jawab Shinbi tersenyum pada pelayan itu. “Bolehkah kami melihat-lihat gaunnya terlebih dahulu?”
“Ah, tentu saja.. Silahkan.. saya kedalam sebentar..” pamit pelayan itu.
“Nuna, sejak kapan aku jadi calon suami mu??” tanya Seungri begitu yakin si pelayan sudah masuk.
“Hehe.. sudahlah.. aku ingin hanya ingin mencoba gaun-gaun ini.. berpura-pura sedikit tak masalahkan?” jawab Shinbi usil lalu memberikan kedipan kecil pada Seungri, Seungri hanya geleng-geleng melihat kelakukannya.
“Baiklah calon istriku yang amat kucinta… pilihlah gaun manapun yang kau suka, calon suamimu yang amat ganteng luar biasa ini akan membelikan gaun manapun untukmu..” Seungripun berakting, tak lupa memuji diri sendiri. Shinbi terkikik geli.
=======
“Kau mau mengolokku??” desis Jiyong sedikit kesal pada Seunghyun atau TOP yang sedang duduk di sofa didepannya, menyilangkan kaki dan mengamati Jiyong dari ujung rambut hingga ujung kepala.
“No..” jawabnya santai.
“Lalu apa maksudnya ini?!!” tanya Jiyong sambil menunjuk dirinya sendiri yang rapih dengan jas pengantin.
“Relax bro! aku hanya membunuh dua burung dengan satu batu saja. Kemarin aku tak sempat menghadiri pernikahanmu, dan Ri Yoo, tunangaku juga sedang butuh model untuk rancangan jas pengantin terbarunya. Jadi.. viola! Aku akhirnya melihatmu dalam balutan busana pengantin, dan Ri Yoo pun mendapatkan model.. aku cerdas bukan?”
“Sialan kau! Lagi pula pernikahan itu ti..” belum selesai Jiyong membalas perkataan Seunghyun, seorang wanita masuk kedalam ruang ganti untuk calon pengantin pria.
“Jagi.. oh maaf!” Ri Yoo yang tadinya mau memanggil Seunghyun langsung membungkuk kearah Jiyong, “Aku tak tahu kalau Jiyong ssi masih disini, aku pikir Jiyong ssi sudah dilokasi pemotretan.. ummm.. Seunghyun, bisa kau kemari sebentar..” Ri Yoo melambai kecil, lalu keluar ruangan, diikuti oleh Seunghyun. Beberapa menit kemudian Seunghyun kembali masuk keruangan itu.
“Ayo, Ji. Photographer sudah siap..” Jiyong bergegas keluar menuju cermin raksasa yang sekarang ditutup kain hitam. Tadinya tempat itu adalah tempat bagi kedua mempelai mematut gaun dan jas pilihan mereka. Cermin membentang dari ujung ruangan hingga keujung lainnya, tempat dimana calon pengantin wanita mencoba gaunnya dan hanya dipisahkan oleh sebuah tirai berwarna merah marun, jika tirai itu disibak, calon pempelai pria dan calon mempelai wanita biasanya akan berdiri dipodium berbentuk hati yanga da tepat ditengah ruangan dan mematut busana mereka, jika cocok pelayan toko akan memotret mereka dan memasukkan foto mereka di album pelanggan, hal itu merupakan tradisi toko yang sudah berlangsung lama.
Jiyong seperti sudah tahu posisinya dan langsung memasang pose terbaiknya, ia ingin hal ini segera berakhir hingga ia dapat berbaring dikamar hotelnya.
“Wow, you’re doing so great.. okay now hold your chin, okay yes like that, tilt yor head to the right.. no just a little. Hold it.. okay!” photographer tersebut memberi arahan.
Jiyong melakukan seperti apa yang fotografer itu katakan, photo session berlangsung lancar dan akhirnya selesai.
“Awesome! Mr. Kwon if you ever interested in photo-modeling make sure you contact me first, here my namecard.” Fotografer itu dengan antusias menjabat tangan Jiyong, sementara Jiyong hanya mengangguk.
Jiyong sedang mengamati kartu nama pemberian fotografer itu saat samar-samar ia mendengar suara tawa yang amat ia kenal. Suara tawa yang selama ini ia rindukan. Itu suara tawa Park Shinbi.
======
“Bagaimana calon suamiku? Apakah gaun ini membuatku cantik??” tanya Shinbi sambil tertawa kecil pada Seungri yang sabar menunggunya di sofa. Shinbi baru saja keluar dari ruang ganti pengantin wanita, rambutnya ditata sedemikian rupa, dan gaun backless v-neck yang tadi ia pegang menempel sempurna pada lekukan tubuhnya.
“Wow, nuna! Emm.. maksudku calon istriku! Kau tampak amat cantik! Aku ingin segera menikahimu!” seru Seungri sambil melompat berdiri dan menghampiri Shinbi lalu berjalan mengitarinya.
“Calon istriku, kau amat manis!” Seru Seungri sekali lagi, Shinbi tertawa dibuatnya.
“Bi..” sebuah suara mengagetkannya, Shinbi menoleh dan ia membeku ditempatnya, matanya membelalak kaget, tak percaya.
“J-Ji..”
====
holla readers!! *if i ever had~*
i've been quite MIA right now, college life is killing me.. *sok sibuk*
anyway. here it is! bagian tiga dari wedding suit.. how how??
maap maap deh kalo pendek, huhuhuhuu..
anyway, emmm.. i have two endings in my head rite now..
kira2 readers pada mw dibikin happy ending ato sad ending??
minta pendapatnya yaaahhh.. HAPPY READING!
May 3, 2010 at 9:22 PM
dibikin duanya aja gimana?
seru tuh pastinya
haha
ditunggu lanjutannya mel
btw, udah pada apdet ff aja
punya gw belom diapa2in!
*menyalahkan mood*
May 4, 2010 at 10:36 AM
woooaahhh....
walaupun cuma secuprit, gue senannnnggg...
karena disitu tulisannya...
"tunanganku, Ri Yoo...."
kyyaaahhhh
kok gak bilang2 sih kalo nar FF, mel...
gue lagi haus FF niiiihhh....
January 17, 2011 at 10:49 PM
eh part 2 nya mana yah kok dicari2 gak ketemu..hahhaa..kerenn as always~