One Night Stand, Chapter 00

WARNING : NC21..

=================================================================================================

Shinbi berjalan sempoyongan, kepalanya terasa berat, entah sudah berapa sloki vodka, whiskey dan minuman keras lain yang ia teguk, sebenarnya tidak banyak, namun Shinbi bukanlah seorang peminum yang baik, dia jarang sekali minum namun malam ini lain. Semua gara-gara pria itu, pria yang sudah dipacari Shinbi selama hampir setahun, sore tadi mereka putus, dengan alasan yang menurut Shinbi tidak jelas sama sekali. “Dasar bajingan mesum!!” sumpahserapahpun tak lolos dari bibir Shinbi. Karena sejauh ini hanya satu alasan yang berhasil melintas di otak Shinbi mengapa sampai pacarnya memutuskan hubungan begitu saja. “We had never made love, perverted bastard!!” setelah mengucapkan satu kalimat itu, Shinbi cegukan hebat. Dengan pandangan aneh orang-orang, Shinbi terus melangkahkan kakinya sambil sesekali berhenti dan bersandar di pepohonan yang rapi berderet disepanjang trotoar. Pandangannya mulai kabur, dan perutnya mual tak karuan. Shinbi memejamkan matanya sebentar lalu kembali berjalan menuju apartement sepupunya, tempat ia tinggal seminggu belakangan ini.

Sesampainya diapartement, Shinbi buru-buru masuk lift, tanpa terlebih dahulu berbasa-basi dengan satpam apartement yang biasa menyambutnya, tanpa pikir panjang, Shinbi memencet tombol 18, lalu menyandarkan badannya dipojokan lift. Satu dua tetes air mata terlepas dari matanya yang terpejam, entah karena alcohol atau karena memori akan mantan kekasihnya yang sinuk berkelebatan didalam kepaaya tanpa bisa ia suruh berhenti, sekali lagi ia bersumpah serapah, “Bajingan mesum!”.

“Ding!” bunyi lift berhenti mengagetkan Shinbi, buru-buru ia hapus airmatanya, lalu keluar lift dan berbelok kearah kanan. Sambil sempoyongan, Shinbi mengaduk isi tasnya, mencari kunci apartement, “Ah! Where is the damn key!!” umpatnya kesal, namun setelah itu tersenyum karena akhirnya kunci bernomor 1805 itu sudah berada digenggamannya.

Shinbi masuk dan langsung memasukkan Louboutini 6 cm nya kedalam lemari sepatu, melirik jam dinding yang menunjukkan jam 11 malam, menuju kamar dan melempar badannya keranjang tanpa membersihkan diri, “All I want is just sleep, and everything will back to normal, hopefully” gumamnya tanpa sadar, dan langsung terlelap.

Namun tak lama kemudian Shinbi terbangun, masih dalam keadaan mabuk, ia merasa badannya sangat panas, dengan ogah-ogahan ia melepas blazer kerjanya, lalu melemparnya sembarangan, dan langsung ia lanjutkan dengan melepas blouse ungu mudanya, dan terakhir melepas roknya. Dengan hanya bra dan celana dalam, Shinbi melanjutkan tidurnya setelah sebelumnya menyelipkan tubuhnya kedalam selimut.

Off to the dream she goes.

===

Kwon Jiyong tak pernah merasa begitu kalah hari ini, proyeknya gagal, dan gadis idamannya mampir hanya untuk memberikan undangan pertunangannya dengan orang yang membuatnya gagal dalam proyeknya. “Brengsek!!!” umpatnya kesal sambil menegak sesloki whiskey. Seorang wanita muda mendekatinya, lalu menaruh tangan kanannya dibahu Jiyong. “Hey, sexy..” goda gadis itu. Jiyong hanya meliriknya malas sebelum menegak sloki whiskey kesekiannya. Si gadis meskipun agak tersinggung karena tak ditanggapi pria ganteng dihadapannya terus melancarkan aksinya, “He’s a huge catch” pikir gadis itu. Tanpa basa-basi, gadis itu memainkan jarinya dipipi halus Jiyong, terus turun hingga ke dagunya, lalu mendongakkan dagu Jiyong dengan telunjuknya, “Wanna game tonite?” katanya semenarik mungkin dengan sedikit memainkan lidah supaya terlihat lebih seduktif. Sekali lagi Jiyong tak menghiraukannya dan memesan sesuatu yang lebih keras pada bartender, lalu sekali lagi meneguknya bagai air putih. Si Gadis yang bosan akhirnya meninggalkannya, mencari mangsa lain.

“Ck..” Jiyong mengendikkan bahunya. Kepalanya sekarang sudah mulai pusing, namun bayangan wanita idamannya yang akan segera menjadi milik orang lain belum jua hilang dari benaknya. Dengan sempoyongan Jiyong beranjak dari bar setelah membayar semua minumannya dan menuju ruang VIP yang telah ia sewa beberapa jam yang lalu, didalamnya, bisa ditebak, Youngbae sedang melakukan hobbynya, make out session dengan gadis yang berhasil ia gaet dengan kemampuan dancenya yang beberapa tingkat diatas Jiyong. Meskipun didalam ruang VIP sayup-sayup terengar suara music yang meghentak, suara kecipak hasil aduan bibir Youngbae dengan gadis itu terdengar lebih keras dan menggema diseluruh ruang, hal ini sangat menggannggu Jiyong, yang meskipun sudah sangat mabuk masih cukup sadar untuk melihat kelakuan sahabatnya itu.

Jiyong memijit pelipisnya untuk mengurangi rasa pusing yang mendera sambil melirik kearah Youngbae yang sekarang sudah berada diatas si gadis, semetara tangannya berkelana dan memencet bagian tubuh si gadis yang bisa dipencet.. dan dimainkan.

“Get a room will you??” omel Jiyong pelan sambil masih memijat pelipisnya, Yongbae tak bergeming dan masih melanjutkan permainannya yang semakin memanas. Jiyong yang semakin tak betah berada di ruangan yang sekarang penuh dengan “Uh, ah.. Taeyang.. oh my god, faster..” segera beranjak dari ruangan itu, diliriknya jam tangan dipergelangan tangan kanannya, “Masih pagi, jam 11.30” komentarnya singkat. Utuk sesaat Jiyog berpikir, apakah akan turun ke lantai dansa tau pulang ke apartement nya, namun dengan segera ia putuskan untuk pulang karena kepalanya makin kliyengan.

Sampai didalam lift yang membawanya ke lantai 18, Jiyong bersandar dan membiarkan emosinya teredam sebelum akhirnya bunyi “ding” keras membuyarkan lamunannya. Jiyong sudah terlalu mabuk dan terarut dalam pikirannya untuk berjalan kearah yang seharusnya, tanpa sadar ia berbelok kearah kanan, dan langsung membuka pintu apartement kedua dari lift, “Huh? Seingatku tadi pagi aku mengunci pintu..” pikirnya heran setelah mendapati pintunya tak terkunci. Dengan gontai ia masuk kekamarnya yang terihat asing, namun sakit kepala yang ia rasakan melarangnya untuk berpikir lebih lanjut, dengan sembarangan ia melempar jasnya yang bergabung dengan blazer hitam yang entah sejak kapan berada dilantai kamarnya, lalu menyelipkan tubuhnya yang penat kedalam selimut, dan langsung memejamkan mata.

Namun kemudian Jiyong membuka matanya kembali saat merasakan sebuah tangan meraba perutnya, dan terdebgar isak tangis dari sisi lain ranjangnya.

“Why’d you leave me like this, oppa~~” lalu tangan yang tadi berada diperutnya berganti dengan sosok seorang gadis yang sekarang menindihnya secara tiba-tiba dan langsung menciuminya, bibirnya sangat lembut meskipun terasa seperti alcohol, begitu pikir Jiyong. Otak Jiyong yang sudah dari tadi menolak untuk berpikir logis menyuruh bibir Jiyong untuk bergerak mengimbangi gerakan dari bibir seseorang yang kini menempel dibibirnya sendiri, dan iapun patuh.

“is it because I didn’t give you what you wanted??” kata gadis itu disela isak tangisnya dan ciumannya yang semakin memanas, “I’ll give you now, if you want..” lanjutnya sambil kemudian menciumi leher Jiyong dengan ganas, mata Jiyong membelalak meskipun masih tak sadar dengan apa yang terjadi, yang ia tau saat ini adalah, she’s turning him on. Jiyong menarik dagu si gadis agar si gadis berhenti mencium dan menghisap bagian lehernya lalu segera mengulum bibir si gadis dan terus turun, ke arah dada si gadis yang hanya dibalut bra. Si gadis kemudian duduk diatas panggul Jiyong lalu menarik kerah Jiyong menyuruhnya untuk ikut duduk, Jiyong mengikuti kemauan si gadis, sambil terus menciumi dadanya.

“To much clothe, oppa..” rengeknya disela-sela nafasnya yang sudah mulai berat, he’s turning her on.

Jiyong hampir tak mempedulikan rengekan si gadis dan terus menciuminya, tangan Jiyong kini melakukan tugas mulia, meraba dan meremas, si gadis mengerang, membuat Jiyong makin hilang akal. Dengan cepat Jiyong membalik posisi, sekarang ia yang ada diatas lalu melanjutkan serangannya sambil meraba bagian bra si gadis untuk melepasnya, sejenak otaknya berpikir logis, “She’s almost naked..”

Entah karena jenis bra si gadis atau napsu Jiyong yang sudah memuncak, Jiyong langsung menyentek bra si gadis hingga tersobek, lalu langsung lmelemparnya kesembarang arah. Tangan Jiyong lalu memainkan dua daging berlebih didada si gadis, lalu mengulumnya bagai anak bayi. Si gadis mengerang, dan berusaha meucuti pakaian Jiyong yang masih lengkap. Sadar akan usaha si gadis dengan sigap Jiyong melepas pakaiannya hingga ia sekarang bertelanjang dada. Kulit mereka menempel, si gadis merasakan kehangatan tubuh Jiyong, begitupun dengan si gadis yang kemudian gantian menciumi leher Jiyong dan terus turn menciptakan noda-noda merah di dada mulus Jiyong, sementara Jiyong sibuk melepas sabuk dan celananya. Adik kecilnya sudah mengeras. Dan tanpa mereka berdua sadari, dalam fantai mereka ada dua sosok orang yang ingin mereka lupakan.

“Oppa, I’m ready now..” kata si gadis terengah, Jiyong lalu mengunyah bibir si Gadis untuk membuatnya terdiam, sementara tangannya bermain dibagian bawah tubuh si gadis lalu menyentak terbuka celana damal yang masih gadis itu kenakan. Setelah beberapa kali terdengar erangan kenikmatan dari kedua mulut manusia yang sedang patah hati itu, kamar kemudian menjadi sunyi.

They made a sin tonite.

=================================================================================================

Teaser for chap 01

Shinbi membuka matanya perlahan lalu menguap dan duduk sambil mengeliatkan tubhnya yang pegal, “Mimpi semalam sungguh hot” gumamnya. Ia kemudian menyapukan pandangannya kelantai kamarnya, dan melihat branya yang sudah tak berbentuk dilantai, dan celana dalamnya yang sobek disamping branya. Shinbi mengernyitkan dahinya, “Aku tak ingat melepas bra dan celana dalam semalam” namun kemudian tersenyum mengingat mimpinya semalam, bercinta dengan mantan pacarnya, mungkin mimpinya itu terasa terlalu nyata hingga ia tanpa sadar melepas bra dan celana dalamnya sendiri. Shinbi mengangkat selimutnya dan megamati tubuhnya sendiri, ia mendapati noda-noda merah disekitar dadanya, dan bagian kewanitaannya terasa sedikit sakit, lalu ia menyadari bahwa ada tangan yang beristirahat di perutnya. Mungkin efek alcohol masih mempengaruhinya, hingga proses berjalannya informasi terasa lambat, Shinbi menelusuri tangan itu dengan matanya, lalu menyibak selimut lebh banyak, dan mulutnya menganga melihat seorang pria pirang tidur dengan lelapnya.

Lebih-lebih, pria tersebut tak memakai sehelai benang pun di tubuhnya, sama seperti dirinya, “It wasn’t a dream..” gumamnya, badannya bergetar hebat setelah kenyataan bahwa ia talah melalukannya dengan orang yang tak ia kenal. Sambil menarik selimut untuk menutupi dadanya, Shinbi melalukan apa yang seharusnya gadis lain lakukan setelah sadar bahwa ia telanjang.

“AAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH!” jeritnya membangunkan Jiyong yang tidur pulas disampingnya.

Jiyong memandang Shinbi, lalu mengedip dua kali, mengangkat selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, lalu memandang Shinbi kembali. “AAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!” Jiyong ikut menjerit heboh.

“Kita.. semalam” kata Shinbi takut-takut.

“One..” gumamnya.

“Night” Shinbi juga menggumam lalu mereka saling menatap.

“Stand…” Jiyong melengkapi peryataan Shinbi. Lalu mereka berdua, “AAAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!“

“Ada apa!!??” tiba-tiba pintu kamar terbuka, menampilkan Youngbae yang kaget melihat sepupu dan sahabatnya berada dalam satu ranjang, “AAAHHHHHHHH” teriaknya sambil menunjuk kearah Shinbi dan Jiyong yang juga ikut berteriak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

6 Response to "One Night Stand, Chapter 00"

  1. xander Says:
    November 28, 2009 at 11:17 PM

    hueeee? kok comment gw ilang?

    buset ah~

    amel, lu pantes bgt jd penulis ff komedi pervert~ XDDDDDDDDDDDD

  2. curlylooks Says:
    November 28, 2009 at 11:24 PM

    huull... hahahaha.. maunya gitu, tapi masih kurang hot itu..
    mohon bantuannya ketua..
    *membungku dalam2*

  3. xander Says:
    November 28, 2009 at 11:31 PM

    jeuhhh~
    *panggil2 master NC*
    "chuu.......wenche..............~!!!!!!"
    XDDDDDDDDDDDDD

    tapi bagus mel, emg kamu mah bakatnya yg kyak gini, komedi binal~ XDDDDD

  4. Unknown Says:
    November 29, 2009 at 2:21 AM

    wah, amel emang modelnya komedi abis,
    mau serius juga ceritanya pasti tetep ada komedinya.
    hm, kalo soal NC gw mah no comment
    gak ahli sih
    padahal udah tua
    huhuhu

  5. obaji Says:
    December 6, 2009 at 12:36 AM

    WTF... gue tadi manggil lu Ammy... sama ama nama temen guwa sih.. gue manggil dia Ammy..
    maap ya mel....
    hahahhaaa...
    gue bacanya kebalik ni mel...
    yang atas dulu gue baca, baru yang bawah...
    good NC...
    walo kurang hawtz..
    nyahahahahaaa....
    gak pape...
    akan berkembang dengan sendirinya..
    drpada gue yang gak berkembang NC-nya
    hahahahaa

  6. marsha Says:
    January 14, 2011 at 9:56 PM

    goddamn it! its awsome amel..LOL.. i love it..especially the part when Jiyong and Shinbi scream.. ONE..NIGHT..STAND...LOL

Post a Comment

abis baca kudu komen! kkkk ^^.
paling ga bilang "baca" biar Amel tau kalo tulisannya ada yg baca, thx <3