Yours

Daesung selalu berpikir bahwa menjauh darinya akan membuatnya lupa akan setiap lekuk dari wajah dan tubuhnya. Daesung selalu berpikir jika ia menghindari untuk bertemu dengannya, ia akan melupakan suara tawa renyahnya dan senyum gemasnya saat melihat Gaho atau Boss. Daesung kira memori akan betama sinar matanya berubah menjadi ceria saat Daesung berada didekatnya akan terhapus, dan sentuhan hangatnya akan tak terasa lagi. Namun bukan hanya Daesung yang sadar, seluruh dunia juga mengetahuinya, bahwa Daesung salah besar.

“Sebaiknya kau temui dia saja..” Youngbae menasihatinya suatu saat.

“Kalian ini aneh..” Jiyong hanya menggelengkan kepala.

“Hyung.. bagaimana kalau nuna diambil orang??” Seungri berusaha menanamkan pikiran negative.

“Yah! You hurt my baby cousin, you’ll be a dead meat, Dae..” ancam Seunghyun.

Namun toh, Daesung tak juga membuat gerakan, ia masih berusaha menjauh, menata hatinya sendiri, dan mengawasinya dari jauh. Daesung belum berani bertatap muka langsung dengannya, karena entah sejak kapan, melihatnya berada dalam radius satu meter didepannya membuat hatinya dipenuhi dengan ekspektasi, apa yang akan dia katakan pada Daesung? Apa yang akan dia lakukan setelah bertatap muka dengan Daesung? Apakah hari ini ia akan menertawai joke-joke Daesung? Entah sejak kapan ia menjadi gagap setiap menatap langsung matanya, yang membuat ia semakin lebar tersenyum dan menempelkan tangan kanannya ke pipi Daesung yang langsung memerah dan bertanya, “Are you okay?” tiga kata yang yang entah kenapa membuat jantung Daesung seperti mau meledak. Entah sejak kapan Daesung selalu mengawasi pergerakan bibirnya, ia menggigit bibir bawahnya saat bosan atau ketakutan, ia menjilat bibir bawahnya saat ia rasa bibir bawahnya mengering atau sedang berpikir.

Daesung selalu menolak berpikir bahwa perlakuannya kepada Daesung berbeda daripada yang lain, istimewa. Saat Daesung ulang tahun, ia member Daesung birthday cake yang ia buat sendiri, Tapi dia pun memberi Youngbae hyung topi, dan kue. Saat nasib naas menimpa Daesung dan mobil yang ia tumpangi terbalik yang mengharuskan Daesung menjalani rawat inap dan mendapat beberapa jahitan, ia adalah orang pertama yang menangis sesenggukan dan ketakutan akan kehilangan Daesung, dan selama 3 minggu berturut-turut tak pernah sekalipun ia absen mengunjungi Daesung, sekedar membawakan kimbab, atau komik doraemon untuk menemani Daesung saat bosan, Dan waktu Seunghyun hyung masuk rumah sakit, dia juga yang pertama membesuk. Daesung selalu menolak pikiran bahwa ia memperlakukannya secara istimewa sebagai sinyal hijau, namun Daesung selalu berakhir pada kesimpulan, She’s nice to everyone, don’t think that you’re special, Dae.

Dan saat hati Daesung sudah berkata bahwa Daesung memang menaruh perasaan padanya, otak Daesung bekerja keras untuk menyangkal semua itu. Menyangkal rasa cemasnya saat ia terlambat sejam dari janji yang Bigbang buat untuk melepas enat di Lotte world, menyangkal rasa senangnya yang berlebihan saat melihat ia akhirnya datang tergopoh-gopoh sambil membawa topeng untuk Bigbang agar mereka tak dikenali, dan memberikan Daesung topeng Doraemon. Menyangkal perasaan ingin melindunginya saat Bigbang memaksanya naik Jet Coaster karena ia takut ketinggian, menyangkal keinginannya untuk memeluknya atau sekedar menggenggam tangannya saat ia menangis setelah turun dari Jet Coaster. Dan satu yang paling sulit otaknya lakukan, menahan keinginan untuk bertemu dengannya, karena otaknya tau begitu Daesung bertemu dengannya, ia tak dapat lagi menahan emosinya dan segera memeluknya.
Namun hari ini segala proteksi yang telah Daesung bangun hancur berantakan saat melihat pemandangan didepannya, kemarahan yang entah dari mana datangnya memuncak, dan Daesung tau bahwa itu bukan sekedar kemarahan, itu adalah kecemburuan.
Kyung il hyung menggenggam erat tangan Shinbi, jarak mereka sangat dekan, Daesung menahan keinginannya untuk memisahkan mereka. Kyung il hyung tiba-tiba mengangkat tangannya dan membelai pipi Shinbi.

“I like you, a lot.. mau jadi pacarku??” tanpa sadar Dasung sudah berjalan tergopoh kearah mereka. Belum sempat Shinbi menyatakan penolakannya, Daesung menarik lepas tangan Kyung il dari tangan Shinbi.

“I..I.. Daesung ah..!” tanpa banyak cakap Daesung, segera menarik Shinbi kearahnya, lalu berkata tegas kepada Kyung il.

“No she can’t.. coz she’s mine.. so back up hyung!” lalu menarik Shinbi menjauh dari Kyung il yang kebingungan.

Daesung menarik Shinbi dan terus berjalan meskipun Daesung juga bingung mau kemana kakinya membawa mereka, yang jelas, Daesung ingin membawa Shinbi menjauh dari Kyung il hyung, sampai-sampai Daesung lupa kewajibannya untuk take adegan selanjutnya untuk MV Koe Wo Kikashete.

“Daesung ah..” Shinbi memanggil Daesung untuk mendapat perhatiannya, namun gagal, Daesung terus melangkah.

“Dae..” tetap tak ada reaksi, Daesung tetep melangkah.

“Yah!! Kang Daesung!” bentak Shinbi akhirnya, dan menyentakkan tangannya. Daesung berhenti tepat didepan pintu keluar.

Sejenak mereka terdiam, Daesung berpikir keras tentang apa yang kan dia katakan, sementara Shinbi sibuk memijat pergelangan tangannya yang sakit. Melihat Daesung terus terdiam dan seakan baru sekali melihat lantai hingga Daesung tak melepaskan pandangannya, Shinbi memutar tubuhnya dan mulai meninggalkan Daesung. Shinbi kesal dengan perlakuan Daesung yang berubah menjadi dingin, sudah bosan Shinbi dengan pertanyaan”What did I do wrong?” yang terus berputar diotak Shinbi tanpa menemukan jawaban, dan sekarng tiba-tiba Daesung muncul dan meng-klaim bahwa Shinbi adalah miliknya. Meskipun hati Shinbi membuncah dengan kebahagiaan, perlakuan Daesung padanya tetap tak bisa ia terima. His on-off-on personality really getting on my nerves

Belum jauh Shinbi melangkah, ia bisa mendengar deru langkah kaki Daesung menyusulnya.
“Shinbi ah..” panggil Daesung.

Shinbi mendongak, melihat langsung ke mata Daesung. Meskipun tak lewat kata, Shinbi tahu betul apa yang ingin dikatakan Daesung, sementara melalui matanya, Shinbi terus member semangat.

Mereka berdua saling diam, menikmati kehadiran masing-masing, meskipun baru seminggu mereka menjaga jarak, kerinduan sudah membucah. Beberapa saat kemudian Daesung akhirnya berkata.

“Shinbi ah.. I.. I.. You know.. I..” Daesung rasanya ingin menampar dirinya sendiri karena kata-kata yang ingin dia ucapkan tak jua keluar, mulutnya tiba-tiba kering, jantungnya berdebar keras sampai-sampai Daesung takut kalau-kalau Shinbi bisa mendengar detak jantungnya.

“You know.. I.. We.. I mean..”

“What is it Dae??” potong Shinbi tak sabar, meskipun ia tahu apa yang ingin Daesung katakan, tapi Shinbi tetap ingin mendengar Daesung mengucapkannya.

“Eh, We.. as the two of us.. I mean.. I..” menarik nafas panjang, Daesung mengumpulkan keberanian untuk mengatakan apa yang salama ini otaknya larang.

“We’vebeentpgetherforsolongIknowyou’reSeunghyun’scousinand idontknowwhenexactlyifeltthiswaybutijustwan….” Kata Daesung dalam satu tarikan nafas, namun terpotong oleh Shinbi yang tiba-tiba menarik kerahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir Daesung.

Meski awalnya kaget, Daesung yang tadinya tegang mulai menikmatinya, meskipun Shinbi hanya menempelkan bibirnya. It was just a peck. Setelah beberapa saat secara natural tangan Daesung mulai terkalung dipinggang Shinbi, menarik Shinbi untuk lebih dekat.

Setelah beberapa saat, Shinbi melepas genggamannya pada kerah Daesung, menarik bibirnya lalu tersenyum manis pada Daesung, “You talk too much Dae.. I’m yours, remember?”

Daesung tak pernah merasa selega ini dalam hidupnya, senyumnya mengembang lebar, kepercayaan dirinya terpompa, “So.. would you be my girl?” Shinbi hanya mengangguk dan tersenyum sebelum Daesung menempelkan bibinyake bibir Shinbi untuk membalas apa yang ia lakukan tadi.

Tangan kanan Daesung berada dileher belakang Shinbi, menekan kepala Shinbi agar tak menjauh.

They shared their very first official kiss..

“And I’m yours..” kata Daesung setelah melepas bibirnya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Yours"

Post a Comment

abis baca kudu komen! kkkk ^^.
paling ga bilang "baca" biar Amel tau kalo tulisannya ada yg baca, thx <3