One Night Stand, Chapter 01
====================================================================
“Oke jadi, kalian.. mabuk?” Youngbae coba meluruskan kejadian yang menimpa dua orang terdekatnya yang duduk di kanan dan di kirinya. Shinbi duduk disamping kiri Youngbae sambil menahan emosinya, tanpa sehelai benangpun didalamnya, ia terlihat seksi dengan kemeja coklat muda kebesaran, menutupi hingga pahanya. Jiyong yang hanya memakai boxer dan bertelanjang dada, sesekali melempar pandangan ke arah Shinbi yang memakai kemejanya dan terlihat amat.. menggoda.
“Dan.. kalian.. melakukannya??” Youngbae kembali berkata dan langsung dipotong Shinbi yang terlihat amat marah.
“Ini gara-gara kau! Kalau kau tak salah masuk apartement semua tidak akan terjadi!!” katanya setengah berteriak dan berdiri dari tempat duduknya, menunjuk marah kearah jiyong.
“Hei! Kau yang lupa mengunci apartment mu, kenapa akau yang kau salahkan?” bela Jiyong yang ikut berdiri dan meipat tangannya didada.
“MANA ADA ORANG YANG SALAH APARTMENT NAMUN MALAH MASIH MASUK JUGA!” sekarang tangan Shinbi ada dipinggangnya.
“MANA AKU TAU KALAU AKU SALAH MASUK!!! Semua tidak akan terjadi kalau kau tak memulainya!!”
Pipi Shinbi memerah, “Kenapa kau menyambutnya!!? Aku ini mabuk!! What’d you expect?? Hah!!??”
“Gadis ini.. be..”
Youngbae yang dari tadi hanya mendengar pertengkaran mereka dan sibuk memindahkan perhatiannya seperti orang yang sedang menyaksikan pertandingan tenis buru-buru menengahi, “Whoooo!! Oke-oke… Jiyong, kau salah karena kau main masuk apartment ku, dan tidak menolak foreplay Shinbi, taaaaaaaappii” Youngbae langsung menyambung kalimatanya saat melihat Jiyong mau protes, “Shinbi, kau juga salah, karena tak mengunci pintu, dan menggoda Jiyong..”
“Aku tak menggodanya! Aku mabuk!”
“Bleh, kau jelas menggodaku!”
“Tidak! Aku mabuk!”
”Itu hanya alasan, aku tau banyak wanita menginginkanku..“
“Najong! Pria seperti kau dipasar loak juga banyak!”
“Kau pikir kau sendiri? Aku hanya menarik nafas saja 10 wanita macam kau sudah ku dapat, tau!”
“Huh? Ga pernah ngaca ya!!?”
“Paling tidak bukan aku yang menginisiasi pertarungan semalam..”
“Aku bilang aku tidak..”
“Iya!”
“Tidak!”
Lagi-lagi kepala Youngbae mengikuti perdebatan Shinbi dan Jiyong hingga lehernya pegal, dan memutuskan untuk butt in, “OKE!!!”
“Begini saja, kalian sama-sama mabuk, dan melakukan one night stand! Lalu apa masalahnya? Kalian sudah sama-sama dewasa, sekarang saling lupakan saja kejadian itu!”
Tak disangka, usul Youngbae disambut teriakan Jiyong dan Shinbi secara hampir bersamaan, “TIDAK BISA, THAT WAS MY FIRST!!”
Krik krik, hyuuu.. angin berhembus dan suara jangkrik terdengar.
“Eh??” Youngbae memecah kesunyian, namun diam kembali karena tak menyangka sepupunya kehilangan keperawanannya dengan sahabatnya, begitupun sebaliknya.
.. Siang hari ..
Suasana apartment Youngbae terasa sepi, meskipun memang biasanya sepi, namun kali ini berbeda, Shinbi mengunci diri dikamarnya, sementara Jiyong pulang ke apartmentnya sendiri, nomer 1808 setelah beberapa menit saling teriak dengan sepupunya.
“Eiiissshhh..” Youngbae mengeluh, biasanya hari sabtu Jiyong dan Youngbae hanging out berdua, sekedar berkumpul dengan teman-teman mainnya dulu, tapi sepertinya situasi sedang tidak mendukung.
Youngbae tak habis pikir, Shinbi sepupunya yang selama ini ia kenal sebagai gadis mandiri, keras kepala, pemberontak, dan suka melawan, ternyata masih perawan. Bukan maksud untuk berpikir yang negative terhadap sepupunya itu, tapi masa sih seorang Shinbi, masih perawan!? Itu hampir sama seperti mencampur minyak dengan air, hampir tidak mungkin kalau tidak dicampur dengan sabun, karena partikel sabun akan.. eh.. oke mungkin itu analogi yang kurang tepat. Tapi intinya, mengetahui kenyataan bahwa Shinbi masih perawan, sampai semalam, masih membuat kaget Youngbae.
Apalagi dengan sahabatnya, Jiyong adalah seorang player nomor dua setelah ia sendiri, dari SMA entah berapa wanita yang telah ia tiduri, tapi.. kenapa ia bilang kalau semalam adalah yang pertama?? Jangan-jangan.. yang semalam merupakan yang pertama bagi Jiyong bermain dengan wanita, dan selama ini yang Jiyong tiduri.. bukan wanita?
Tanpa sadar Youngbae menutup pantatnya, lalu menggeleng dan memukul kepalanya pelan dengan bantal sofa, “Silly thought..”
Ssetelah beberapa saat hanya duduk di sofa dan memikirkan beberapa scenario tentang masih perawannya Shinbi dan Jiyong secara ngawur dan liar, Youngbae beranjak dan memutuskan untuk melihat keadaan Shinbi, barangkali ia shock karena.. well, semalam habis belah duren.
::: Shinbi di kamarnya :::
Setelah berdebat hebat dengan Jiyong, Shinbi yang emosi langsung menghentakkan kakinya lari kekamarnya da membanting pintu dengan teriakan, “Dasar pencuri kepolosan perawan!!” pada Jiyong, yang sepertinya juga langsung pulang dalam keadaan emosi.
“Brengsek!!” umpatnya sambil membanting bantalnya kelantai dengan kasar, lalu memandang bantal itu lekat-lekat, bantal yang semalam menjadi saksi bisu hilangnya keperawanan Shinbi, bantal yang menahan kepala pirang Jiyong. Sejenak Shinbi seperti kehilangan akal sehat, menginjak-injak bantal dan memaki bantal itu seperti yang ia ingin lakukan pada Jiyong, yang menurutnya sudah mengambil kesempatan dalam kesempitan.
“Brengsek!” *injak* “Mesum!” *injak lagi*”Kurang ajar” *injak dengan kedua kaki* “Bodoh!!!” *loncat-loncat diatas bantal dengan kesal*
Setelah ngos-ngosan melampias kan emosinya, Shinbi mengambil bantal itu dari lantai, lalu menggenggam erat bantal itu dengan kedua tangan seolah sedang mencekik Jiyong, “Mati kau!! Mati kau!!!” lalu melemparnya bantal itu kearah pintu, “Pergi saja kau ke neraka!!!!”
Dan bantal jatuh kelantai dengan bunyi, “Aw..” keras. Shinbi menolehkan kepalanya kearah pintu da melihat Youngbae mengusap jidatnya,”Kenapa sih pake lempar bantal segala!” bentaknya, lalu mengambil bantal itu dari lantai, berjalan kearah ranjang Shinbi, lalu meletakkannya diranjang, tepat disamping bantal Shinbi.
“Jangan taroh disitu!!!” bentak Shinbi, membuat kaget Youngbae. Shini lalu buru-buru mengambil bantal malang itu dan membuangnya kelantai, lagi.
“Aku” *injak* “ga mau” *injak* “ada” *injak* “bekas seorang Kwon Jiyong berada didekatku” *injak injak injak injak injak* lalu menendang bantal itu.
Youngbae yang bingung harus berbuat apa hanya diam dan menyaksikan sisi preman dari sepupunya itu. “Mau apa kesini!!” bentak Shinbi tiba-tiba.
“Eh??” Youngbae memutar otaknya, mencari jawaban yang tepat, tadinya, Youngbae hanya ingin menenangkan Shinbi yang dalam imajinasi Youngbae sedang menangis meraung meratapi nasibnya setelah belah duren dengan Jiyong, tapi Youngbae salah.
“Kenapa? Kau mau membela sahabatmu itu lagi?! Aku tak perlu penjelasan! Sana pergi!” usir Shinbi, “dan bawa bantal itu!” Shinbi menunjuk galak kearah bantal tak berdosa itu, “Dan ini!” Shinbi menendang jas dan celana panjang Jiyong yang masih tergeletak dilantai, lima langkah dari tempatnya berdiri, “Lalu ini juga” katanya sambil lagi-lagi menendang barang Jiyong yang tertinggal.
Youngbae hanya manggut-manggut patuh sambil mengambil barang Jiyong satu-persatu, termasuk si bantal, lalu berjalan menuju pintu, tapi berhenti sesaat dan memandang Shinbi yang sedang memasang wajah tergalaknya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
“APA!!” bentak Shinbi setelah sadar Youngbae tak segera angkat kaki.
Youngbae menghela nafas, “Itu.. tidak sekalian?” katanya sambil menunjuk kemeja coklat muda yang masih dipakai Shinbi dengan dagunya.
Shinbi kaget, ternyata dari tadi ia masih menggunakan kemeja coklat muda Jiyong yang buru-buru ia pakai saat Youngbae masuk tadi pagi. “Berbalik!!” ujarnya pada Youngbae lalu buru-buru melepas kemeja itu dan melemparnya kerah Youngbae, Shinbi lalu berlari kearah kamar mandinya, masuk kamar mandi, dan membanting pintu kamar mandi.
Youngbae langsung mengambil kemeja itu dan menutup pintu kamar Shinbi, lalu menghela nafas sekali lagi, “Anjir, sepupu gw seksi juga..” gumamnya.
Youngbae memutuskan untuk ke apartment Jiyong, membicarakan masalah ini dan sekalian mengembalikan barang-barang yang tertinggal. Dengan mantap ia keluar dari apertementnya dan langsung berbelok kekiri, menuju apartmen Jiyong, apartment kedua dari lift, Masih segar dalam ingatan Youngbae waktu mereka membeli apartment, tadinya Jiyong dan Youngbae ingin membeli satu apartment dan tinggal bersama, namun niat awal Jiyong langsung berubah begitu tahu bahwa apartment nomor 1808 baru saja dijual oleh pemilik lamanya yang pindah ke luar negeri, kebetulan yang amat menyenangkan, Youngbae dapat apartment dengan nomer 1805 dan Jiyong 1808, persis seperti tanggal lahir mereka.
Jiyong yang terlihat masih mengenakan handuk yang ia lilitkan dipinggangnya dengan rambut basah mempersilahkan Youngbae masuk, sambil sesekali mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Youngbae dengan santai melembar bawaannya ke sofa, lalu segera masuk kedapur, mengambil minum untuk dirinya sendiri. “Masih sakit??” tanyanya santai kearah Jiyong yang sudah berpakaian sekarang.
Secara otomatis tangan kiri Jiyong membelai pipinya tang beberapa menit lalu dapat hadiah tamparan dari Shinbi, “Ga juga, perih tapi..” Youngbae cuma bisa nyengir. Jiyong lalu dudk di sofa dan mengamati beberapa barang disampingnya. “Bantal siapa ini??” tanyanya heran mendapati sebuah bantal putih diantara tumpukan pakaian dan tas kerjanya.
“Bantal Shinbi, katanya dia tidak mau ada bekas Kwon Jiyong disekitarnya..” Jawab Youngbae, lalu duduk disamping Jiyong.
Jiyong hanya geleng-geleng kepala, “She can’t be more childish, is she?” Youngbae mengendikkan bahunya.
“Hei, Ji.. benar yang semalam itu yang pertama bagimu??” Youngbae bertanya to the point.
“Ck.. menurutmu??” jawab Jiyong ogah-ogahan.
“Eh? Sebenarnya tidak mungkin juga sih, tapi.. I don’t know dude..”
“That was my first..” jawab Jiyong pelan, otak Youngbae tiba-tiba melambat, seolah berharap yang didengarnya salah.
“Huh?? Lalu selama ini??” tanya Yongbae heran, dan berharap sahabatnya ini normal, Youngbae bahkan sudah siap menutup pantatnya dan bergeser menjauh.
“Selama ini.. hanya make out, tak pernah.. you know.. sex.” Jawab Jiyong terbata-bata, “without glove.”
Youngbae menghela nafas lega lalu mendekat lagi, “Oh.. is that a big deal??”
“Iya lah! Aku ini ga seperti kamu yang sembarangan main coblos kanan kiri, I have Principe you know?!” Jiyong memandang sahabatnya aneh.
“Maksudnya?”
“I’ll do it without glove only with the person I love.. Man! Sex itu sangat personal, hampir sama seperti dokter gigi!” Youngbae mengernyitkan dahinya. Apa hubungannya antara sex dan dokter gigi? Youngbae akui, Jiyong memang jenius, 10 tahun berteman dengan pria pirang didepannya sudah lebih dari cukup untuk mengetahui kejeniusan Jiyong, tapi memang kadang-kadang Jiyong bicara sesuatu yang kurang masuk nalar, analogi sex dan dokter gigi ini misalnya.
“Kau taukan aku paling tak bisa beranalogi? Bisa langsung ke poin nya tidak?” Youngbae bertanya, teringat olehnya analogi air dan minyak yang tadi ia pakai untuk mendiskripsikan keperawanan Shinbi.
“Man, kau mau sembarang orang memasukkan alat kedalam mulutmu lalu melakukan sesuatu yang menyakitkan?!”
“… ” berpikir, berkedip dua kali, “oke lanjutkan, barangkali aku mengerti setelah kau selesai..”
“Sama seperti sex, tak ada wanita yang ingin tubuhnya dimasukin bagian tubuh sembarang pria, masih ingat peribahasa : Girls need a right person when it comes to sex, while guys just need a perfect place??”
“Oh!! Sekarang aku mengerti.. sedikit. Anyway, trus? Hubungannya dengan Shinbi?”
Jiyong menepuk jidatnya “Shinbi a.k.a sepupu gilamu itu, is the first person I fucked without glove!”
“So what’s the problem??!!” tanya Youngbae yang semakin tak mengerti.
“oh my god, Bae! Kadang aku bertanya apa benar kau Dong Young Bae, murid brilian di SMA kita dulu! SHE’S NOT THE PERSON I LOVE!! Kurang jelas?? Aku merasa dimanfaatkan, oke?? ”
“Stop! Ulangi tadi.” Sesaat Jiyong merinding, ia lupa bahwa Youngbae sepupu wanita gila tadi, bagaimanapun lamanya 10 tahun pertemanan mereka, Youngbae tetap seorang yang lebih memilih keluarga. Dan Youngbae bisa saja menguliti Jiyong dengan tangan kosong untuk membela Shinbi.
“Eh? Murid brilian?” Jawabnya mencoba mengulur waktu, berharap hidupnya lebih panjang.
“No, Setelah itu, apa kau bilang??” Jiyong menelan ludahnya.
“Ehehe.. Kurang jelas??” Youngbae menggelengkan kepalanya, dan Jiyong mulai berdoa agar nyawanya diselamatkan, sekaligus mengumpat pada dirinya sendiri yang tak pintar memilih kata-kata.
“No!! Sebelum itu!” Jiyong mengernyit.
“She’s not the person I love???”
“Yes, that one!! Oh my god Ji! You’re so corny!” Youngbae terkikik, “She’s not the person I love..” tirunya mengejek Jiyong.
-_____-
“Hahaha.. eh, anyway Ji. Bagaimana bisa kau merasa dimanfaatkan? Harusnya Shinbi yang bilang begitu..”
Jiyong tak menjawab, lalu Youngbae bertanya lagi, “Anyway, gimana rasanya??” alisnya ia mainkan dengan jahil.
“WTF! Kau bertanya bagaimana rasanya sepupumu sendiri??!!!” tanya Jiyong tak percaya sambil menaikkan nada bicaranya.
“Bukan! Maksudku, bagaimana rasanya tanpa kondom??” Kadang Jiyong ingin membuka otak Youngbae dan membuktikan sendriri bahwa Youngbae itu jenius.
“WTF!! Coba sendiri sana!!”
“Awww.. man! Ogah bener ga pake kondom! Bisa-bisa ketularan STD!” kata Youngbae dengan wajah jijik, Jiyong hanya geleng-geleng kepala, sejenak ia merasa khawatir ketularan STD, namun kemudian teringat bahwa Shinbi masih perawan.
“Fucking retarded..”
“Belum lagi kalau tiba-tiba spermaku yang hebat ini membuahkan hasil.. Man! Belum siap sama sekali aku menimang bayi..”
Jantung Jiyong berhenti tiba-tiba.
Hebat. Sperma. Bayi.
Ketiga kata tersebut seolah berputar diotaknya.
“Bae..”
“Huh??”
“Kalau Shinbi hamil gimana??” tanyanya takut-takut.
“Eh?” Youngbae kemudian tersadar, lalu meraih kerah Jiyong, “Kau akan tanggung jawab kan???” tanyanya tiba-tiba merasa cemas, sifat Jiyong sedikit banyak mirip dengannya, jika dalam waktu dekat ini Youngbae belum siap settle down, dan berumah tangga, hampir bisa dipastikan Jiyong juga begitu.
Jiyong menelan ludahnya, “Ga tau.. mana aku siap Bae..”
Youngbae perlahan melepaskan cengkramannya, ia memahami posisi dan perasaan Jiyong. Sejenak ia memeras otaknya, mencari alasan logis.
“Ah.. tak mungkin Shinbi hamil, memang dia kelinci, sekali coblos main hamil begitu saja.. iya kan Ji?”
Jiyong juga berpikir demikian, ia tersenyum lebar, “iya juga ya..”
“Iya lah! Apalagi kalau kau menge… wait, Ji..” wajah lega Youngbae berubah cemas.
“Apa??”
“Kau mengeluarkan diluarkan??” tanyanya pelan-pelan, wajah Jiyong memucat.
“Aku tak ingat Bae..”
“Fuck!!”
====================================================================Segitu dulu guys!!
Comments are <3 style="text-align: right;">your curly writer,
Amel
December 1, 2009 at 9:04 PM
hahahaha
aq.ketawa.tp gk ngakak
hehehe
meredam tawa krn ada debi yg lg nonton
ntar aq dikira gila, ketawa2 sendiri
hoho
hm, jadi akhirnya konflik nih?
makin lancar aja kmu mel...
mantabh..!!!
btw, ada satu hal yg aq gak ngerti
“Kau mengeluarkan diluarkan??”
itu maksudnya apa ya??
hehe
aq kan masih polos...
oya, sebeenrnya mw ngepost ef ef
tp masih dlm progres nih
blm sempet lanjutin
tau sendiri,
dosen2 HI hobi ngasih tugas tiap hari
*lebay*
December 1, 2009 at 10:00 PM
“Kau mengeluarkan diluarkan??”
yang dimaksud Youngbae adalah, kata kedua dari 3 kata yang berputar di otak Jiyong, silakan check kembalii..
*sok malu nyebutnya..*
thx dukungannya, Chuuu~~ <3
December 1, 2009 at 11:12 PM
teprok2 ah...
bagus ceritanya.
pasti ada adegan 'tanpa glove' lagi antara ji n shinbi~ ayolaaahh :3
teruskaaaaaaaan~ XDDDDDDDDDD
December 2, 2009 at 2:48 AM
yoksi, uri xand onnie..
huuuulll..
baeklah, nanti diusahakan akan ada adegan withoud glove lagi, dan mungkin tak dipostkan disin..
di post di heavenly aja..ngingikngik.
December 2, 2009 at 6:31 AM
oh, btw.. quick poll..
which on you prefer?
Shinbi being pregnant or not??
December 2, 2009 at 3:52 PM
hm,
hamil boleh juga tuh
jadinya konfliknya lebih heboh
hohoho
December 6, 2009 at 12:23 AM
ammyyy.... sorry baru mampir n komen....
hmm..
poll..
jangan hamil dulu..
Bae2 mabok trus bgaul ma shinbi juga aja
nanti baru hamil
trus bingung dah tu konfliknya
macam sinetron indonesia ajah...
hahahahahaaaa
January 10, 2010 at 8:47 PM
lanjuuuttt chinguu~aku baca lho.. hoho.. shinbi.a kesel.a lucu bgt nginjek2 bantal.. kekekkk~
January 10, 2010 at 8:47 PM
lanjuuuttt chinguu~aku baca lho.. hoho.. shinbi.a kesel.a lucu bgt nginjek2 bantal.. kekekkk~
January 10, 2010 at 8:47 PM
lanjuuuttt chinguu~aku baca lho.. hoho.. shinbi.a kesel.a lucu bgt nginjek2 bantal.. kekekkk~